:
Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 1 Januari 2017 | 16:30 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 162
Jakarta, InfoPublik - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya akan selalu berkoordinasi dengan seluruh stakeholder guna pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) nasional terutama dalam upaya peningkatan daya saing, jumlah populasi dan penyerapan tenaga kerja.
Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan butir-butir Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta membangun daerah dan perdesaan.
“Untuk pengembangan IKM, Kementerian Perindustrian terus melakukan koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menjalankan berbagai program strategis, yang tentunya tetap fokus pada peningkatan daya saing, populasi dan tenaga kerja sesuai potensi sumber daya industri di daerah,” kata Airlangga di Jakarta, Jumat (29/12).
Ditambahkannya, IKM yang menjadi sektor dominan dari populasi industri di dalam negeri berperan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Di tengah pelemahan ekonomi global, IKM hampir tidak terpengaruh dan pertumbuhannya relatif lebih stabil.
Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor IKM terhadap pertumbuhan industri non-migas meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen. Kemudian ekspor IKM periode Januari-November 2016 mencapai USD 24,7 miliar atau memberikan kontribusi 24,8 persen terhadap total ekspor industri non-migas.
Selain itu, IKM juga mampu menyerap tenaga kerja paling banyak dibandingkan sektor lainnya. Serapan tenaga kerja pada sektor ini pada awal tahun 2016 mencapai 97,22 persen.
“Pada tahun 2016, IKM di Indonesia tumbuh mencapai 165.983 unit atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 350 ribu orang,” ujarnya.
Pertumbuhan IKM selama tahun 2016 menunjukkan gejala yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kemenperin mencatat, jumlah sentra IKM tahun 2016 sebanyak 7.437 sentra. Jumlah unit sentra terbanyak diduduki sektor pangan (40 persen), kerajinan dan aneka (23 persen), serta sandang (16 persen).
”Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kami memiliki target penciptaan 20 ribu wirausaha baru,” tegasnya.
Untuk mengejar sasaran tersebut, sepanjang tahun 2016, Kemenperin telah melaksanakan program pelatihan, pemberian startup capital, dan pendampingan kepada 3.745 calon wirausaha baru, yang 200 diantaranya sudah mendapatkan legalitas usaha industri.
Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, Kemenperin telah melakukan pemberdayaan sentra IKM melalui penguatan kelembagaan, fasilitasi penggunaan teknologi terkini, fasilitasi peningkatan Unit Pelayanan Teknis (UPT), pendampingan Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) serta pembangunan dan revitalisasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada 1.852 sentra IKM yang dibina pada tahun 2016.
“Untuk pengembangan produk IKM, tahun ini kami masih menjalankan program bimbingan dan fasilitasi penerapan standarisasi dan sertifikasi, pendaftaran HKI serta perbaikan desain kemasan dan merek kepada 3.865 IKM,” ungkapnya.
Sedangkan realisasi KUR bagi IKM pada tahun ini sebesar Rp 4,14 triliun untuk 187.871 unit usaha.
Dijelaskan Gati, dalam peningkatan daya saing IKM, Kemenperin melaksanakan program restrukturisasi mesin dan peralatan IKM berupa skema pembiayaan investasi pembelian mesin dan peralatan kepada 67 IKM serta memfasilitasi perluasan pasar melalui promosi dan pemasaran produk bagi 486 IKM.
“Dalam mewujudkan kegiatan tersebut, Kemenperin meluncurkan terobosan melalui e-Smart IKM. Kami telah melakukan koordinasi dan sinergi program yang akan dituangkan dalam MoU dengan BPS, PT Pos Indonesia, Kominfo serta market place dan perusahaan startup lainnya dengan target sampai tahun 2019 sebanyak 50 sentra IKM dengan total 50.000 unit IKM,” jelasnya.