:
Oleh Wawan Budiyanto, Jumat, 30 Desember 2016 | 13:45 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit pada 2017 serta pengembangan sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui pembinaan dalam bentuk revitalisasi kepada 1.200 sentra IKM.
“Tahun depan, kami akan meningkatkan jumlah IKM mencapai 182.000 unit atau naik 4,7 persen dari tahun 2016 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400 ribu orang,” kata Airlangga di Jakarta, Jumat (30/12).
Menurutnya, pengembangan produk IKM melalui bimbingan dan fasilitasi penerapan standarisasi dan sertifikasi, pendaftaran HKI serta perbaikan desain kemasan dan merek kepada 1.001 IKM.
Kemenperin akan terus meningkatkan daya saing IKM melalui program restrukturisasi mesin dan peralatan IKM berupa skema pembiayaan investasi pembelian mesin dan peralatan kepada 150 IKM, serta fasilitasi perluasan pasar melalui promosi dan pemasaran produk bagi 160 IKM.
Negara tujuan promosi dan pemasaran dijelaskan Menperin antara lain, Australia, Jepang, Dubai World Trade Centre, Moskow, Frankfurt, Hong Kong, Singapura dan Hanover.
Agar lebih fokus menyasar pasar, Kemenperin juga akan fokus mengembangkan sembilan komoditas unggulan prioritas, yakni olahan hasil laut, kopi, furnitur, tenun, minyak atsiri, perhiasan, peralatan pertanian non mekanik dan teknologi tepat guna, komponen alat angkut, serta produk elektronik dan telematika. Pengembangan itu termasuk promosi dan pemasaran melalui e-commerce, jelasnya.
Sementara Dirjen IKM Kemenperin, Gati Wibawaningsing mengatakan, pada tahun 2017, pihaknya akan fokus untuk pembenahan database IKM di Indonesia.
Data tersebut nantinya menjadi dasar dalam menjalankan program-program pengembangan IKM nasional yang dijalankan oleh Kemenperin.
“Salah satunya adalah untuk pelaksanaan program e-Smart IKM, yang akan dimulai pada 2017,” ujarnya.
Ia menjelaskan, program e-Smart IKM bertujuan untuk mengoptimalkan potensi IKM agar menjadi showcase produk sendiri dan bukan menjadi reseller produk negara lain. Ditargetkan, pada 2018, pasar produk IKM dan pasar kebutuhan IKM telah terintegrasi dalam program tersebut.
“e-Smart IKM menjadikan virtual sentra IKM, mediator IKM dengan e-commerce serta menjadikan branding IKM yang diintegrasikan dengan marketplace dan e-commerce yang telah ada dan beroperasi di Tanah Air,” terangnya.
Gati menambahkan, sektor IKM yang bergerak di bidang pengolahan makanan akan diprioritaskan untuk mengikuti bimbingan teknis agar mampu menembus pasar online pada tahun depan. Pembinaan yang akan dilakukan terhadap IKM tersebut, utamanya meliputi branding dan desain kemasan agar lebih menarik dan bernilai tambah.