:
Oleh Baheramsyah, Jumat, 30 Desember 2016 | 09:14 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta,InfoPublik - Direktorat Jenderal Budidaya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat hingga Bulan Desember 2016 hasil produksi perikanan budidaya Indonesia baru mencapai 15,8 juta ton. Angka tersebut setara dengan Rp 86,146 triliun. Angka ini lebih rendah dari sasaran produksi yang dicanangkan di awal tahun sebesar 19,46 juta ton.
“Jadi kalau dilihat dari target masih kekurangan sebesar 3,7 juta ton. Ini saya kira masih data sementara, kita masih kumpulkan data dari daerah daerah dan dari stakeholder.” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto dalam konferensi pers refleksi 2016 dan outlook 2017 di kantor KKP Jakarta, Kamis (29/12).
Berkenaan dengan melesetnya target produksi tahun 2016 Slamet mengungkapkan faktor iklim ekstrim sebagai penyebab utama. Hujan yang terjadi hampir sepanjang tahun telah menyebabkan turunnya suhu air dan mengganggu pertumbuhan ikan.
Curah hujan tinggi juga menyebabkan air laut mengalami penurunan kadar garam dan keasaman (Ph) sehingga akan berpengaruh pada kualitas air laut. “fluktuasi ini berpengaruh sangat nyata terhadap reproduksi ikan.” Katanya.
Dengan curah hujan yang tinggi, menurut Slamet akan mengganggu reproduksi ikan yang hidup di laut. Bukan hanya itu, produksi rumput laut pun juga akan terganggu.
"Ikan yang biasanya kawin pada kadar garam tinggi, karena kadarnya turun mereka terganggu. Suhu juga kadang 25 derajat rendah, kadang naik jadi 30-31 derajat. Rumput laut di curah hujan tinggi juga kurang bagus," pungkasnya.
Kendati begitu, capaian tersebut terhitung meningkat jika dibandingkan capaian produksi sepanjang 2015 yang mencapai 11,5 juta ton.
Slamet menambahkan, untuk menggenjot produksi, selama tahun 2016 pemerintah telah menyalurkan hingga 179 juta benih ikan dengan anggaran sebesar Rp 141 miliar. Tahun ini, anggaran tersebut ditambah hingga mencapai Rp 1,88 triliun. Sebanyak 71,5 persen di antaranya akan disalurkan langsung ke masyarakat.
Dengan dana sebesar itu, pemerintah menargetkan produksi budidaya perikanan mencapai 21,9 juta ton pada 2017. Angka itu naik 38,6 persen dari pencapaian tahun ini, yakni 15,8 juta ton.
Tingginya target itu didasari peningkatan kualitas budidaya ikan oleh nelayan saat ini. “Dari segi pembudidayaan sebetulnya semakin baik,” kata Slamet.
Hanya saja, menurut Slamet, kondisi cuaca di tahun depan akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian target tersebut. “ Mudah-mudahan tahun 2017 ada perubahan iklim karena (rendahnya) produktivitas perikanan laut dan darat tahun ini sangat dipengaruhi faktor cuaca,” Katanya.