:
Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 28 Desember 2016 | 11:58 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 338
Jakarta, InfoPublik - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan maskapai penerbangan menyiapkan pesawat sebagai jembatan udara guna mengangkut barang dan tenaga relawan untuk bantuan kemanusiaan korban bencana alam banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat.
"Bagi maskapai yang menyediakan penerbangan kemanusiaan ke Bima dengan membawa bantuan logistik dan relawan diberi kemudahan pemberian izin baik slot time dan flight approval," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo.
Menurut Suprasetyo, sudah banyak organisasi masyarakat dan maskapai yang menyampaikan surat permintaan bantuan transportasi kepada Ditjen Perhubungan Udara. Hingga Selasa (27/12) Ditjen Hubud sudah menerima surat permintaan bantuan dari Relawan Laznas AQL Peduli, Relawan Yatim Mandiri, Relawan Badan Wakaf Al Quran, Relawan Wanita Islam, Relawan Dompet Dhuafa, Relawan Yayasan Arrahman Amanah Fisabilillah, Relawan Siaga Bencana Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia, Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia serta Relawan Konas Menwa Indonesia dan DPN IARMI.
Ditjen Perhubungan Udara bekerjasama dengan PT Transnusa Aviation Mandiri akan memberangkatkan 40 relawan dari berbagai organisasi masyarakat tersebut pada 28 Desember 2016. Bersama relawan, akan diangkut juga sekitar 3 ton logistik bantuan korban banjir bandang di Bima Nusa Tenggara Barat. Terdiri dari 2 ton beras, 2 karung pakaian baru dan 200 kg barang bantuan lain. Penerbangan pertama ini adalah penerbangan bebas biaya.
Dirjen Perhubungan Udara Suprasetyo telah menyetujui penerbangan bantuan tersebut yang akan dilakukan dengan menggunakan pesawat Fokker F-28 registrasi PK-TNR. Pesawat akan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta pada 28 Desember 2016 pukul 04.45 UTC (11.45 WIB) dan direncanakan sampai di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima pukul 07.00 UTC (15.00 WITA).
Walaupun penerbangan ini bersifat bantuan kemanusiaan, Suprasetyo mengingatkan agar pihak-pihak yang bersangkutan tetap menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Keselamatan dan keamanan penerbangan wajib dijaga. Karena kita menginginkan bantuan tersebut, baik relawan dan logistik bisa sampai ke tempat tujuan dan bisa dipergunakan semaksimal mungkin untuk membantu para korban bencana. Selain itu, para relawan yang akan diangkut dengan pesawat harus dipastikan namanya berdasarkan Kartu Tanda Penduduk atau identitas resmi lainnya," ujarnya.
Seperti diketahui, wilayah Bima dan Sumbawa dilanda banjir bandang akibat hujan deras pada 21 Desember 2016 lalu. Lima kecamatan di Kota Bima terendam antara 1-2 meter. Banjir mengakibatkan puluhan rumah rusak, dan ribuan penduduk mengungsi akibat bencana alam tersebut. Banjir juga merusak infrastruktur transportasi seperti jembatan dan jalan.