:
Oleh Amrln, Rabu, 28 Desember 2016 | 11:43 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 342
Jakarta, InfoPublik - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, akan terus memacu penciptaan para pengembang baru dan memoles layanan digital banking untuk menggarap potensi besar sektor properti pada tahun depan.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan sektor perumahan nasional pada tahun depan akan terus membaik. Penopangnya yakni perbaikan beberapa faktor penentu pertumbuhan bisnis properti. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat suku bunga acuan yang cenderung turun, bonus demografi, hingga pembangunan infrastruktur yang terus tumbuh.
Selain itu, lanjut Maryono, ruang bisnis sektor perumahan pun masih luas untuk dikembangkan. Hingga September 2016, kontribusi sektor perumahan terhadap PDB berkisar 2,5 sampai 2,8 persen.
“Dengan kontribusi itu, artinya masih banyak ruang bisnis yang bisa dikembangkan. Untuk itu, Bank BTN mendorong penciptaan pengembang baru di sisi supply dan terus berinovasi dalam digital banking untuk akselerasi demand,” ujar Maryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (27/12).
Proyeksi positif bagi sektor perumahan, tambah Maryono, juga melihat sektor properti menjadi salah satu prioritas pemerintah. Apalagi, dalam sektor properti nasional, Bank BTN tak hanya berperan sebagai lembaga pembiayaan, tapi juga menjadi inisiator dan integrator serta pusat informasi dan keahlian.
Maryono menjelaskan dalam mendorong lahirnya wirausaha baru di bidang properti, Bank BTN telah memiliki program mini MBA in Property. Hingga kini, program tersebut telah meluluskan 235 calon wirausaha di sektor properti. Targetnya lulusan program ini akan meningkat menjadi 1.000 orang pada 2017.
Pada tahun depan, lanjut Maryono, Bank BTN juga akan mengokohkan digital mortgage perseroan. “Dengan sistem ini, masyarakat bisa mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) secara online,” tutur Maryono.
Adapun, hingga Oktober 2016, pertumbuhan bisnis Bank BTN (unaudited) masih berada di atas industri. Perseroan mencatat peningkatan aset sebesar 18,08 persen secara tahunan (year-on-year) dari Rp167,74 triliun di Oktober 2015 menjadi Rp197,72 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Kredit pun naik 16,63 persen yoy dari Rp132,89 triliun pada Oktober 2015 menjadi Rp154,99 triliun di Oktober 2016. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 19,01 persen yoy dari Rp124,4 triliun per Oktober 2015 menjadi Rp148,05 triliun pada Oktober tahun ini.