:
Oleh Amrln, Senin, 26 Desember 2016 | 10:40 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Kebutuhan uang (outflow) periode Desember 2016 diperkirakan Rp88 hingga Rp94 triliun, sementara realisasi outflow pada 2015 sebesar Rp85,6 triliun atau mengalami peningkatan 3-10%.
"Proyeksi kenaikan outflow tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu realisasi anggaran pemerintah/pemda/swasta, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan 2015, pengeluaran uang baru TE 2016, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik yang dilakukan oleh Bank Indonesia maupun bekerjasama dengan perbankan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BAnk Indonesia (BI) Tirta Segara di Jakarta, Senin (26/12).
Ditambahkannya, proyeksi outflow tersebut, didominasi oleh uang pecahan besar (Rp.20.000 ke atas) sebesar ± 98%, sisanya ± 2% merupakan uang pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah).
Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jabodetabek sebesar Rp23,9 triliun diikuti oleh Sulampua sebesar Rp12,6 triliun, Sumbar, Riau, Kepri dan Jambi sebesar Rp8,6 triliun, Kalimantan sebesar Rp8,5 triliun.
Kemudian, Jatim sebesar Rp7,8 triliun, Jateng dan DIY sebesar Rp7,2 triliun, Jabar dan Banten sebesar Rp6 triliun, Sumut dan NAD sebesar 5,7 triliun, Bali dan Nusa Tengara sebesar Rp4,3 triliun serta Sumsel, Bengkulu, Lampung dan Babel sebesar Rp3,3 triliun.
"Bank Indonesia memandang persediaan uang secara nasional sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan uang menjelang Natal dan Akhir Tahun, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan," ujarnya.