:
Oleh Wawan Budiyanto, Rabu, 7 Desember 2016 | 20:58 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah RI dan Australia berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama di era baru melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
Kerjasama diantaranya menciptakan peluang baru di bidang investasi dan perdagangan. “Diharapkan bisa mendorong produk industri kita ke pasar global, dengan Australia berperan menyediakan bahan baku yang berkualitas dan Indonesia sebagai manufacturing power house (pusat pengolahan),” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai bertemu dengan Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Steven Ciobo di Jakarta, Rabu (7/12).
Hadir dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson, Dirjen Industri Agro Panggah Susanto serta Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan.
Airlangga menambahkan, terdapat usulan potensi kerja sama teknik yang pencapaiannya dijadwalkan selesai sebelum penandatanganan perjanjian IA-CEPA. Perundingan kelima IA-CEPA telah dilaksanakan pada 31 Oktober - 4 November 2016 di Bandung.
Sedangkan, perundingan keenam akan dilaksanakan di Australia pada Februari 2017.
“Selain mengangkat isu penurunan tarif gula dan kerja sama mengenai Indonesian Food Innovation Center,dalam perkembangannya yang juga menjadi early outcomes Kemenperin adalah vocational education and training di bidang industri,” ujarnya.
Pemerintah menargetkan partisipasi kerja sama dari pihak Australia yang meliputi peningkatan investasi di sektor industri pengolahan, pengembangan standarisasi mutu produk dan kompetensi tenaga kerja sehingga dapat bersaing di pasar global.
"Kami juga mengharapkan, Australia dapat menyediakan beasiswa pendidikan master dan doktoral terutama bidang ilmu industri baik untuk masyarakat maupun aparatur pemerintah di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Steven menjelaskan, kunjungan keduanya ke Indonesia sebagai Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi tersebut untuk membangun momentum lebih lanjut dalam upaya menyelesaikan perjanjian IA-CEPA di tahun 2017.
"Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat memberikan kesempatan yang menarik bagi eksportir Australia,” katanya.
Dengan populasi lebih dari 255 juta, termasuk kelas menengah yang mencapai 45 juta dan diperkirakan akan tumbuh menjadi 135 juta pada 2030.
Menurut Steven skema IA-CEPA akan membantu eksportir Australia memasok kebutuhan Indonesia di bidang barang dan jasa termasuk sektor industri.
“Perjanjian tersebut juga akan menciptakan peluang bagi bisnis Australia dan Indonesia bekerja sama untuk memasuki peluang yang berkembang ke utara kami,” terangnya.
Australia merupakan salah satu negara sumber investasi bagi Indonesia. Data BKPM periode tahun 2010-2015 menunjukkan realisasi investasi USD 2,1 miliar terdiri dari investasi di sektor pertambangan, kimia dasar dan infrastruktur.
Dari komitmen investasi, tercatat sebesar USD 7,7 miliar dari sektor industri logam, properti dan sektor peternakan.
Angka realisasi investasi pada triwulan I tahun 2016 dari Australia tercatat sebesar USD 59,98 juta terdiri dari 131 proyek investasi dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5.070 orang. Secara keseluruhan total investasi yang masuk triwulan pertama 2016 tercatat mencapai Rp 146,5 triliun atau meningkat 17,6 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 124,6 triliun.