HIPMI: Kalangan UKM Terjajah Monopoli Usaha Besar

:


Oleh Amrln, Kamis, 27 Oktober 2016 | 09:23 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 571


Jakarta, Infoublik - Ketua Umum BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia menilai kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini seperti terjajah oleh usaha-usaha besar yang menguasai praktik usaha dari hulu sampai ke hilir.

"Secara vertikal, usaha besar menguasai semua, tidak ada ruang bagi UKM untuk berpartisipasi di dalamnya, " kata Bahlil pada dialog "Persaingan Usaha Sehat dan Tumbuhnya Pengusaha Muda" di Jakarta, Rabu (26/10).

Menurut Bahlil, sebagian besar konglomerasi di Indonesia mempraktikkan strategi bisnis ini. Misalnya, banyak ritel modern saat ini mulai bertani, distribusi, sampai jualan. "Mereka semua mengerjakan, penguasaan rantai pasok dari A sampai Z ini membuat UKM sulit masuk dalam ekosistem bisnisnya," ujarnya.

Ditambahkannya, pengkerdilan UKM ini dilihat dari sulitnya usaha menengah melompat menjadi usaha besar di Tanah Air. Pertumbuhan Usaha mikro beralih menjadi usaha kecil itu cepat sekali, karena banyaknya bantuan dari pemerintah, hibah, maupun dari CSR perusahaan-perusahaan besar. Demikian halnya dengan usaha kecil yang naik peringkat menjadi usaha menengah.

Namun, lanjut Bahlil, peralihan dari usaha menengah menjadi usaha besar sangat sulit. Selain masalah pembiayaan, usaha menengah terkadang kehilangan pangsa pasar secara tiba-tiba.

"Andai saja konglomerasi yang besar-besar tidak melakukan monopoli, tentunya akan ada ruang yang besar bagi kalangan usaha menengah untuk mengembangkan usahanya dan mendapat pasar yang lebih luas sehingga bisa naik kelas menjadi usaha besar," jelasnya.

Bahlil menuturkan, adanya konglomerasi yang menguasai atau memonopoli praktik usaha dari hulu sampai ke hilir, menyebabkan pula tingginya harga-harga yang jatuh ke tangan konsumen. Monopoli ini juga membuat daya saing usaha di Indonesia menurun dan membuat biaya ekonomi juga meningkat.

"Kongolmerasi yang memonopoli praktik usaha itu produsen, supliernya, bisnis ritelnya dia-dia juga, mereka dengan mudah mendapat bahan baku yang bagus. Sementara di pasar, mereka pula yang menentukan harga, sebab dia lakukan kartel dengan pesaing," pungkasnya.