:
Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 31 Agustus 2016 | 09:30 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 270
Jakarta, InfoPublik - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Aceh terus meningkatkan layanan penyeberangan yang menjadi andalan masyarakat Aceh, khususnya untuk menuju Kota Sabang yang terletak hampir paling ujung Indonesia di wilayah barat.
Adapun Kapal Motor Penyeberangan (KMP) BRR yang beroperasi perdana awal tahun 2009 setelah diresmikan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menjadi salah satu armada andalan di lintasan komersial Ulee Lheue – Balohan yang dioperasikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Aceh. "Sudah tujuh tahun KMP BRR melayani masyarakat Aceh di lintasan Ulee Lheue – Balohan ini. Kami akan terus meningkatkan layanan penyebrangan di wilayah ini, utamanya fasilitas pelayanan kepada seluruh pengguna jasa di atas kapal," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), Danang S Baskoro, Selasa (30/8).
Peningkatan fasilitas layanan di atas kapal harus dilakukan mengingat persaingan layanan penyeberangan semakin ketat, dimana di lintasan Ulee Lheue – Balohan dari Kota Banda Aceh menuju Sabang ini juga beroperasi kapal cepat.
Menurut Danang, lintasan ini cukup potensial, karena menghubungkan Kota Banda Aceh dengan Kota Sabang yang menjadi salah satu destinasi pariwisata favorit yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Di Kota Sabang yang terletak di Pulau Weh ini terdapat titik lokasi perhitungan Nol Kilometer Indonesia dimulai. Tentunya, kehadiran ASDP di Aceh sangat penting dalam menunjang akses transportasi masyarakat dengan tarif yang terjangkau.
Cabang Aceh sendiri saat ini melayani dua lintasan, yakni Balohan-Ulee Lheue (komersil) dan Ulee Lheue-Lamteng (perintis) dengan tiga kapal yang beroperasi yakni, KMP BRR, KMP Papuyu, dan KMP Tanjung Burang. KMP BRR berukuran 911 GT menjadi armada andalan di lintasan Ulee Lheue – Balohan dengan frekuensi 3 trip per hari berkecepatan 10 knot.
Fasilitas yang disediakan, ruang kelas penumpang bisnis dan eksekutif dengan total kapasitas penumpang 377 orang dan 25 unit kendaraan. "Agar bisa terus bertahan, Cabang Aceh memang harus lebih inovatif dalam meningkatkan kualitas layanan di atas kapal. Khususnya, untuk KMP Papuyu dan KMP Tanjung Burang, diharapkan dapat ditambah kecepatannya, dari hanya 7 knot menjadi 8-9 knot, agar dapat berkompetisi lebih baik dengan kapal cepat," tambah Danang.