:
Oleh Wandi, Minggu, 7 Agustus 2016 | 21:44 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 309
Jakarta, InfoPublik - Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi kuartal dua tahun ini menjadi modal berharga untuk iklim investasi. Pertumbuhan ekonomi akan mencapai sebesar 5,18 persen.
Itu menjadi angin segar kalau ekonomi domestik merefleksikan kondisi stabil dan positif. Sekaligus menjadi petunjuk kalau program pemerintah bakal menuai sukses besar.
Gubernur BI Agus Martodwardojo menilai besaran konsumsi pemerintah dan rumah tangga tidak berbeda jauh kalau dibanding pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini. Perbedaan hanya terletak pada ekspor.
Di mana, ekspor masih tertekan meski mulai lebih baik. ”Itu berkat harga sejumlah komoditas telah membaik,” tutur Agus di Jakarta, Minggu (7/8).
Karena itu, bilang Agus, BI mengharap proyeksi pertumbuhan ekonomi hingga penghujung tahun ini dapat berada di kisaran lima persen. Pasalnya, kalau pertumbuhan ekonomi terus stabil bahkan positif, dipastikan akan semakin banyak investor berminat untuk berinvestasi di Indonesia.
”Pertumbuhan ekonomi baik, inflasi terjaga, didukung program tax amnesty, tentu membawa persepsi positif atas market domestik,” imbuh mantan Menteri Keuangan (Menkeu) itu.
Menurut Agus, sejumlah negara maju, macam Inggris telah menurunkan policy rate. Kondisi itu dalam hemat BI, akan memberikan stimulus pada investor asing untuk mengalirkan dana menuju negara-negara dengan profil ekonomi kuat.
Di mana, Indonesia bisa menjadi salah satu kandidat tujuan investasi. ”Indonesia termasuk yang dilirik investor,” harap Agus.
Pada Minggu pertama Agustus sebut Agus terjadi deflasi sebesar 0,06 persen. Deflasi itu muncul setelah biaya angkutan udara dan harga daging ayam mengalami koreksi.
Sebelumnya, badan pusat statistik (BPS) telah merilis laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal dua tahun ini sebesar 5,18 persen. Angka itu lebih tinggi dibanding PDB kuartal pertama sebesar 4,92 persen. ”Tapi, inflasi masih terkendali dan terkontrol dengan baik,” tegasnya.