:
Oleh Wawan Budiyanto, Minggu, 7 Agustus 2016 | 02:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 995
Jakarta, InfoPublik - Selain dibutuhkan jaringan transmisi juga dibutuhkan pembangunan gardu induk untuk mendukung mega proyek 35000 MW.
Hal tersebut tertuang dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025.
Berdasarkan data pusat Komunikasi Publik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Sabtu (6/8) disampaikan bahwa di dalam RUPTL di jelaskan tentang kebutuhan pembangunan gardu induk 35000 MW.
Hingga tahun 2025 dibutuhkan pengembangan gardu induk berkapasitas total 172.136 MVA. Berapa kapasitas gardu induk yang harus terpasang hingga 2019 adalah sebesar 113.666 MVA
Seperti diketahui, gardu induk merupakan bagian yang tak terpisahkan dari saluran transmisi distribusi listrik. Dimana suatu sistem tenaga yang dipusatkan pada suatu tempat berisi saluran transmisi dan distribusi, perlengkapan hubung bagi, transformator dan peralatan pengaman serta peralatan kontrol.
Pada sistem tenaga listrik Jawa Bali tahun 2010, jumlah gardu induk sebanyak 435 dengan 24 gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kV, 310 GI 150 kV, 101 GI 70 kV.
Menurut PLN, fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mengatur aliran daya listrik dari saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang kemudian didistribusikan ke konsumen selain sebagai tempat kontrol sebagai pengaman operasi sistem, juga sebagai tempat untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi.
Jika dilihat dari segi manfaat dan kegunaan dari gardu induk itu sendiri, maka peralatan dan komponen dari gardu induk harus memiliki keandalan yang tinggi serta kualitas yang tidak diragukan lagi, atau dapat dikatakan harus optimal dalam kinerjanya sehingga masyarakat sebagai konsumen tidak merasa dirugikan oleh kinerjanya.
Oleh karena itu, sesuatu yang berhubungan dengan rekonstruksi pembangunan gardu induk harus memiliki syarat-syarat yang berlaku dan pembangunan gardu induk harus diperhatikan besarnya beban.