FAO Apresiasi Indonesia Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 2 Agustus 2016 | 19:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 600


Jakarta,InfoPublik – Badan Pangan Dunia/Lembaga Food and Agriculture Organization (FAO) mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas keberhasilanya dalam meningkatkan ketahanan pangan negaranya. Hal tersebut dinilai dari naiknya peringkat Indonesia dalam indeks ketahanan pangan di Global Food Security Index (GFSI) 2016 dari posisi ke-76 pada tahun lalu ke posisi 71 pada tahun 2016 dari 113 negara yang dirating.

Sekretasis Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Hari Priyono mengatakan lembaga Food and Agriculture Organization (FAO) dari Perserikatan Bangsa-bangsa mengapresiasi kenaikan peringkat keamanan pangan Indonesia yang melonjak lima poin dibanding tahun lalu`

"Indonesia sebenarnya termasuk produsen pangan yang cukup besar, namun karena jumlah penduduk yang mensupalai makanan juga banyak membuat surplus pangan Indonesia hanya sedikit," katanya di Jakarta, Selasa (2/8).

Hari menambahkan, Indonesia berada dalam jalur yang sesuai terkait ketahanan pangan. Perkembangan kedelapan belas proyek yang ada dalam UPSUS tersebut menurut FAO sudah berjalan dengan baik on the right track. Indikator paling penting adalah ketersediaan pangan dari produksi`

“Indonesia berhasil menaikkan peringkat dalam Indeks Ketahanan Pangan Global 2016 dari peringkat 76 pada tahun lalu menjadi 71 dari total 113 negara,” ujarnya.

Menurut Hari, capaian ini perlu diapresiasi karena Indonesia masih bisa memperbaiki kinerja di tengah ancaman perubahan iklim yang dapat mempengaruhi produksi dan ketersediaan pangan.

Hari juga mengungkapkan,angka indeks tersebut harus dicermati dalam kondisi perubahan iklim seperti sekarang ini. Kedatangan FAO hanya memberi bantuan tenaga ahli (expert) karena Indonesia ketahanan pangan nya dianggap sudah jalan dengan menggunakan dana APBN," ungkap Hari.

Menurut Sekjen Kementan Hari Priyono. Indonesia mendapat masukan dari FAO agar terus meningkatkan ketahanan pangan untuk mewujudkan zero hunger. pada tahun lalu FAO memberi bantuan teknis kepada Indonesia senilai US$97,8 juta untuk 18 proyek UPSUS yang berjangka sekitar 3-5 tahun.

Ada tiga program di antaranya yang digencarkan oleh Kementerian Pertanian.

"Yang di peternakan kaitannya dengan penanganan rabies, kemudian proyek pengendalian avian influenza (flu burung) serta pengembangan lahan kering di Nusa Tenggara Timur. Ini masuk pada wilayah potensi rawan pangan," ujarnya.

Hari juga menuturkan, Indonesia sudah memetakan semua daerah yang rawan pangan dan negara kita tidak terjadi antrean pangan seperti di Afrika," tuturnya.