Dorong Investasi Pabrik Gula, Pemerintah Sediakan 2 Juta Hektar Lahan

:


Oleh Baheramsyah, Senin, 18 Juli 2016 | 21:53 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Jakarta, InfoPublik - Dalam upaya mendorong investasi pabrik gula untuk meningkatkan produksi gula nasional, pemerintah akan menyediakan lahan untuk pangan seluas 2 juta hektar. Dari luas tersebut untuk perkebunan tebu seluas 330 ribu hektar.

Hal tersebut terungkap dalam rapat koordinasi lahan perkebunan lintas kementerian, antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Agraria/ Badan Pertanahan Nasional, serta Perum Bulog.

Mentan Amran mengatakan keempat kementerian juga membahas permasalahan lahan dan investasi pabrik dan kebun tebu. Beberapa hal yang diputuskan antara lain pemerintah mempercepat ijin sementara penyediaan lahan bagi 14 pabrik gula existing dan 13 pabrik gula baru dengan lahan yang dicadangkan 700 ribu ha. Pencadangan lahan tersebut diprioritaskan diperoleh dari lahan hutan produksi dan hutan produksi konversi.

"Dalam rapat koordinasi, kami sepakat, khusus untuk pangan bisa menyediakan lahan 2 juta hektar yang diprioritaskan untuk tebu sebanyak 330 ribu hektar," kata Mentan Amran dalam jumpa pers usai pertemuan rakor lahan perkebunan di kantor Kementerian Pertanian, Senin (18/7).

Lebih lanjut Amran mengatakan, BUMN berencana terlibat dalam investasi pabrik gula dalam bentuk saham. Dalam membangun pabrik gula perlu memperhatikan penyerapan tenaga kerja lokal dan bermitra dengan komposisi lahan dari petani minimal 30 pesen.

Selanjutnya, dalam rangka mengembangkan tanaman tebu di Perum Perhutani akan dilakukan deregulasi Peraturan Menteri (Permen) LHK yang terkait sebagai landasan dalam pengembangan tebu di arealnya.

Amran menjelaskan, untuk pengembangan tebu ini terdapat 27 perusahaan yang berkomitmen investasi membangun kebun tebu, 2 perusahaan sudah siap beroperasi dan memperoleh ijin lahan 55 ribu ha yaitu pabrik gula di Lamongan dan di Dompu. Sementara itu, empat investor dalam proses pengurusan lahan 246 ribu ha dan 21 investor lainnya sedang difasilitasi untuk memperoleh lahan.

"Bila 27 pabrik gula tersebut beroperasi maka akan menyerap 3,8 juta tenaga kerja langsung dan tidak langsung dengan nilai investasi Rp85 Triliun. Diperkirakan juga akan menghasilkan 7,42 juta ton gula pada tahun 2022 sedangkan kebutuhan konsumsi 7,34 juta ton yang berarti akan surplus 0,12 juta ton," demikian jelas Amran.

Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Siti Nurbaya menekankan bahwa saat ini adalah momentum yang tepat untuk meminimalisir konflik lahan yang bisa terjadi antara perusahaan dengan masyarakat. Karena itu akan digalakkan penyuluhan secara intensif, supervisi secara tepat dan memperkuat kelembagaan.

"Untuk antisipasi lima sampai 10 tahun kedepan dalam mengembangkan industri gula yang dapat menghasilkan produk energi listrik dan bio-ethanol yang ramah lingkungan. Pemanfaatan produk tersebut dapat dijajaki kerja sama dengan PLN dan Pertamina," tuturnya.