BPS Catat Jumlah Penduduk Miskin Capai 28 Juta Orang

:


Oleh Putri, Senin, 18 Juli 2016 | 14:08 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 482


Jakarta, InfoPublik - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia penduduk dengan pengeluaran perkapita per bulan di bawah garis kemiskinan pada Maret 2016 mencapai 10,86 persen atau mencapai 28,01 juta orang.

Kepala BPS Suryamin mengatakan jumlah tersebut berkurang sebesar 0,50 juta orang bila dibanding September 2015 sebesar 11,13 persen mencapai 28,51 juta orang.

Persentase penduduk miskin di perkotaan turun menjadi 7,79 persen sedangkan di pedesaan naik menjadi 14,11 persen. "Garis kemiskinan di pedesaan lebih besar dibanding perkotaan karena inflasinya tinggi, selain itu juga distribusi makanan dari kota ke desa terhambat jarak. Lalu pembelian barang-barang yang dipasarkan di kota, di desa dijual secara eceran jadi lebih mahal," jelas Suryamin di Jakarta, Senin (18/7).

Lebih lanjut Suryamin menjelaskan, pada Maret 2016 peranan komoditi makanan jauh lebih besar pengaruhnya pada garis kemiskinan dibanding bukan makanan. Dua paling besar adalah beras diperkotaan mencapai 21,55 persen, di pedesaan 29,54 persen.

Posisi kedua rokok, kretek, filter kota 9,08 persen dan di pedesaan 7,96 persen. Sedangkan komoditi bukan makanan paling besar adalah perumahan di perkotaan 9,76 persen, pedesaan 7,56 persen.

Dari sisi persentase, penduduk miskin di Indonesia paling banyak terdapat di Pulau Maluku dan Papua yakni sebesar 22,09 persen. Sementara persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan sebesar 6,26 persen. Sedangkan dari sisi jumlah penduduk paling miskin di Indonesia, paling banyak terdapat di Pulau Jawa yaitu sebanyak 14,97 juta orang.

"Pulau Jawa terbanyak penduduk miskinnya karena jumlah penduduknya paling banyak dibanding yang lain," katanya.

Indeks kedalaman kemiskinan naik 1,84 pada September 2015 menjadi 1,94 pada Maret 2016. Mengindikasi rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,51 menjadi 0,52. Mengindikasi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.