Angkasa Pura II Groundbreaking Pengembangan Bandara Silangit

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 27 April 2016 | 07:03 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 323


Jakarta, InfoPublik - PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pengembangan Bandara Silangit, Tapanuli Utara.

Groundbreaking sebagai penanda dimulainya pembangunan bandara terdekat dengan kawasan wisata Danau Toba itu dilakukan oleh Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan dan President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi mengatakan, dana investasi yang disiapkan perseroan untuk pembangunan terminal penumpang dan landas pacu atau runway mencapai sebesar Rp119 miliar.

"Pembangunan terminal akan selesai dalam enam bulan mendatang dengan berbagai sarana dan prasarana guna menunjang digelarnya Festival Danau Toba pada November," katanya.

Guna peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa bandara, terminal penumpang Bandara Silangit akan dikembangkan hingga dapat menampung pergerakan sebanyak 1 juta penumpang per tahun. Sedangkan, runway diperluas hingga berukuran 2.600 x 45 m2 sehingga dapat mengakomodir operasional pesawat sekelas Boeing 737-800 Next Generation.

Adapun bertepatan dengan dilakukannya peletakan batu pertama, maskapai Sriwijaya Air secara perdana membuka layanan penerbangan setiap hari (daily) Jakarta - Silangit menggunakan pesawat Boeing 737-500 berkapasitas 120 penumpang dengan konfigurasi 18 kursi kelas eksekutif dan 112 kursi kelas ekonomi.

Perseroan mendukung penuh pengembangan konektivitas di kawasan Barat Indonesia, seperti dibukanya rute penerbangan setiap hari oleh Sriwijaya Air di rute Jakarta-Silangit, dimana hal ini sejalan dengan program pemerintah memajukan pariwisata di dalam negeri.

“Pengembangaan Bandara Silangit hingga dapat mengakomodir pesawat jet lebih besar akan membuat tarif penerbangan semakin terjangkau, sehingga akan menarik minat wisawatan mancanegara dan domestik berkunjung ke Danau Toba yang dicanangkan pemerintah sebagai Monaco of Asia," tambah Budi Karya Sumadi.