Petani Menjerit, Harga Gabah Jatuh di Bawah HPP

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 3 Maret 2016 | 16:22 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 491


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terkejut setelah mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi petani yaitu rendahnya harga gabah.

Info ini diperoleh Menteri Amran ketika melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah, dan berdiskusi langsung dengan para petani yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur,  di antaranya Cilacap, Banyumas, Purwokerto, Bantul, Slemen, Kebumen, Sragen dan Ngawi. 

Seperti di Sleman, harga gabah pada saat dikunjungi Rp 3.400 GKP, Sragen harga gabah Rp 3.400, dan di Ngawi harga Rp 3.200 jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Menurut salah seorang petani di desa Bedora, Kecamatan Sambung Macan, Sragen Sukirman, jatuhnya harga gabah karena Bulog tidak turun membeli gabah mereka.

"Bulog tidak pernah ada di sini pak. Lagi pula Bulog juga tidak mengeluarkan harga untuk gabah kami," ujar Sukiman.

Menanggapi yang disampaikan sukirman, Mentan Amran langsung memanggil Divre Bulog yang hadir dan meminta agar Bulog membeli segera gabah yang sedang dipanen petani. 

"Saya minta bulog turun langsung beli gabah ke petani, saya minta diawasi oleh Dandim dan Aparat Kepolisian. Pemerintah harus hadir buat bela petani dan beri solusi," kata Mentan Amran saat dialog dengan petani di desa Bedora, Kecamatan Sambung Macan, Sragen Jawa Tengah, Kamis (3/3).

Saat melanjutkan perjalanan menuju Madiun, Mentan Amran kembali menghampiri petani yang sedang bekerja di Desa Kauh, Wates, Ngawi. Di lokasi ini, lagi-lagi Mentan Amran mendapat keluhan terkait harga gabah yang rendah. Petani menyampaikan keluhan harga yang jatuh menjadi Rp 3.000 jauh dari harapan mereka. 

Selain mengatakan siap memperjuangkan harga gabah, Mentan juga memberikan bantuan alat mesin pertanian untuk kelompok tani ini.  

Berbeda dengan sejumlah petani di desa Ambarwangun, Kebumen, Jawa Tengah, mereka (para petani) mengecam keras Indonesia mengimpor beras.

Mereka mengatakan bahwa desanya punya sawah yang melimpah, bapak bisa dilihat sendiri makanya mereka minta supaya pemerintah tidak impor beras.

Mereka menyampaikan, jika pemerintah melakukan impor beras maka petani akan menderita, bahkan bisa 'mati'. Sebab, harga beli akan turun dan juga mengatakan kepada Amran adanya impor rawan terjadi korupsi.

Menanggapi hal ini, Mentan Amran berjanji akan kendalikan impor beras. "Kalau bapak mendengar ada Rp 1.000 uang negara meleset, saya mundur jadi Menteri sebab swasembada ada di tangan mereka," pungkas Amran.