:
Oleh Baheramsyah, Selasa, 1 Maret 2016 | 08:37 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 385
Cilacap, InfoPublik - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan panen raya padi serentak di tujuh provinsi yang dipusatkan di Cilacap, Jawa Tengah.
Tujuh provinsi meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Menteri Amran mengatakan prediksi produksi gabah pada periode panen raya Maret mencapai 12,8 juta ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 7,9 juta ton beras. Produksi itu diperoleh dari luas panen 2,4 juta hektare dan cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras penduduk sekitar 2,6 juta ton per bulan.
Produksi padi awal tahun ini meningkat walaupun mengalami kemunduran waktu tanam akibat dampak El Nino dan lainnya, ujar Amran di sela-sela panen raya di Desa Mernek, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (29/2).
Amran menyebutkan sebenarnya harga beras di level konsumen bisa mencapai Rp 7.500 per kilogram, jauh di bawah harga rata-rata nasional yang berada di kisaran Rp 10.000 per Kg.
"Ternyata kita bisa menjual beras kualitas Premium dengan harga Rp 7500. Sebetulnya kita mampu, selama ini harga mahal karena suply chain yang terlalu tinggi," katanya.
Buktinya, kata dia, beras hasil panen di Desa Mernek bisa dijual pada konsumen dengan harga Rp 7.500.
Amran menambahkan, beras dengan harga Rp 7.500 per kg tersebut dibeli oleh Bulog dari petani dengan harga Rp 4000.
"Dengan dibeli Bulog, berarti memotong rantai suplai. Ini meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menguntungkan konsumen," ujar Amran.
Dalam kunjungan kerjanya juga, Amran memberikan sejumlah alat dan mesin pertanian (alsintan) pada beberapa petani.
Amran mengatakan, biaya produksi pertanian mengalami penurunan sebesar 40 persen dengan adanya modernisasi alat pertanian. Selain menghemat biaya produksi sekitar Rp70 Triliun, penggunaan alat modern juga bisa meningkatkan hasil tani hingga 10 ton.
"Biaya produksi sudah mengalami penurunan. Adanya teknologi pertanian modern mampu menurunkan biaya produksi cukup besar. Kita bisa hemat sampai Rp70 triliun loh," katanya.
Amran menambahkan, Kementerian Pertanian meningkatkan pemberian alat pertanian kepada petani seluruh Indonesia. Ia menyebutkan, peningkatan pemberian alat pertanian di 2016 sebanyak 20 ribu.