KKP Aplikasikan Budidaya Laut Ramah Lingkungan

:


Oleh Baheramsyah, Sabtu, 20 Februari 2016 | 10:17 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 611


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kelautan dan Perikanan berkomitmen pada produksi perikanan budidaya untuk terus didorong melalui usaha budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Salah satu sasarannya adalah meningkatkan produksi dari budidaya laut (marikultur). Hal tersebut dilakukan mengingat saat ini pemanfaatan lahan marikultur baru mencapai 2 persen dari potensi 11,8 juta hektar.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan, masih rendahnya pemanfaatan lahan marikultur harus menjadi cambuk agar KKP lebih bekerja keras memanfaatkannya melalui penerapan teknologi budidaya yang mengedepankan efisiensi dan ramah lingkungan.

“Sejalan dengan tiga pilar pembangunan, yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan, perikanan budidaya juga akan di bangun untuk menjadi mandiri, berdaya saing, ramah lingkungan, dan berkelanjutan,” ungkap Slamet dalam siaran tertulis yang diterima, Jumat (19/2).

Sebagai implementasinya, Ditjen Perikanan Budidaya KKP mengalokasikan 80,04 persen anggarannya atau setara Rp 1,3 triliun untuk bantuan langsung kepada masyarakat. Hal itu digunakan baik untuk sarana produksi perikanan budidaya, seperti induk, calon induk, pakan, karamba jaring apung (KJA), ekskavator, juga berupa teknologi terapan seperti biofloc, mina padi, bibit rumput laut kultur jaringan (kuljar).

Slamet menilai, budidaya laut atau marikultur khususnya rumput laut saat ini menjadi tulang punggung produksi perikanan budidaya. Sebanyak 70 persen dari total produksi perikanan budidaya berasal dari rumput laut. Demikian juga komoditas budidaya laut lainnya, baik ikan konsumsi seperti bawal bintang, kakap putih, dan kerapu, maupun ikan hias laut seperti Clown Fish, Mandarin Fish, Banggai Cardinal dan juga Blue Devil akan terus di dorong produksi dan penyebaran teknologinya, salah satunya melalui BPBL Ambon.