:
Oleh Wandi, Kamis, 18 Februari 2016 | 13:28 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 172
Jakarta, InfoPublik - Badan Anggaran (Banggar) DPR meminta pemerintah segera menyiapkan rencana perubahan atas APBN 2016. Sebab, kondisi perekonomian saat ini menunjukkan perkembangan yang berbeda dari asumsi yang dipatok dalam APBN 2016, terutama harga minyak mentah.
Menurut Wakil Banggar DPR, Said Abdullah, asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dipatok di angka USD 50 per barel. “Sedangkan harga minyak mentah saat ini di pasar global sekitar USD 30 per barel, jauh dari asumsi awal,” ujarnya usai rapat kerja Banggar dengan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro di DPR, Rabu (17/2).
Dia menambahkan, DPR dalam rapat Banggar itu juga memberi warning ke pemerintah. Selain harga minyak mentah yang melest dari patokan APBN 2016, lanjutnya, turbulensi perekonomian global juga berimbas ke nilai ekspor Indonesia.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sebut Said, nilai ekspor Indonesia Januari 2016 mencapai USD 10,50 miliar. Angka itu turun 11,88 persen dibanding ekspor Desember 2015. Tapi jika angka ekspor Januari 2016 dibandingkan angka bulan yang sama pada 2015, penurunannya mencapai 20,72 persen.
Karenanya, kata Said, memang sudah sewajarnya APBN 2016 direvisi. Namun demikian, politikus asal Madura itu juga wanti-wanti agar pemerintah bertindak cermat.
Said menjelaskan, asumsi makro di APBN yang jauh dari realisasi membutuhkan revisi dengan hitungan cermat. Karenanya ia berharap agar pemerintah bisa mengajukan usulan rancangan APBN Perubahan 2016 paling lambat Juli tahun ini.
“Jangan terburu-buru seperti mengejar target. Karena itu, saya berharap agar pemerintah saat mengajukan usulan revisi di bulan Juli nanti benar-benar siap,” tegasnya.