:
Oleh Baheramsyah, Rabu, 27 Januari 2016 | 15:21 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 394
Jakarta, InfoPublik - Harga bawang merah di pasar melambung tinggi hingga Rp 30.000 per kg sementara harga di petani harga bawang berkisar Rp.10.000 - Rp 15.000 per kg. Hal tersebut membuat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman prihatin.
Menurut Amran, ada yang salah dalam rantai distribusi pangan.Petani yang sudah bekerja keras dan menanggung risiko kegagalan panen hanya mendapat untung 10-20 persen, sementara para pedagang perantara mengambil untung sampai 100 persen.
Petani tidur siang malam di lapangan 120 hari. Dia punya modal kalau terjadi apa-apa dia gulung tikar. Tapi untungnya hanya 10 - 20 persen. Sementara pedagang datang saja satu jam mau untung 100 persen. Apa benar? Ini apa yang salah? Supply chain-nya yang harus diperbaiki. ini terjadi di semua komoditas," kata Amran di sela rapat kinerja Direktotar jenderal Hortikultura di Jakarta, Rabu (27/1).
Menurut Amran, perlu bekerja keras dalam melakukan terobosan pada pengendalian harga pangan, khsusnya dalam hal memotong rantai pasok yang masih jadi masalah klasik mahalnya harga pangan.
Dia mengatakan, persoalan selama ini berada di level rantai pasokan (supply chain) dan terjadi hampir di semua komoditas. Persoalan supply chain ini lebih tepat jika ditangani oleh Kementerian Perdagangan. Pasalnya, Mendag lah yang sebenarnya berwenang untuk mengatur harga di tingkat pedagang.
Pihaknya mengaku sudah terus berkoordinasi dengan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong, untuk meredam gejolak harga pangan. "Kemarin rapat, hari ini juga rapat," tutupnya.