:
Oleh R.M. Goenawan, Senin, 4 Januari 2016 | 13:20 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 452
Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo secara terbuka memberikan keyakinan kepada kalangan investor di pasar modal bahwa kondisi perekonomian Indonesa akan makin baik pada tahun 2016.
Presiden pun berharap agar investor optimistis dan mempercayai langkah-langkah konkret yang telah dilakukan pemerintah untuk menggairahkan aktivitas ekonomi, perdagangan dan investasi.
"Rasa optimistis bahwa tahun 2016 akan lebih baik. Itulah yang ingin kita harapkan," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan pembukaan perdagangan tahun 2016 di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (4/1).
Presiden Jokowi mengaku perlambatan ekonomi yang dihadapi negeri ini menyebabkan banyak pihak yang meragukan berbagai terobosan pemerintah selama tahun 2015.
Setelah mengikuti perjalanan secara detail langkah-langkah konkret pemerintah selama tahun 2015, optimismenya muncul bahwa pada tahun 2016 perekonomian nasional akan lebih baik. Bahkan, jauh lebih baik dibandingkan tahun 2015.
"Banyak orang yang ragu-ragu mengenai realisasi APBN. Perlu Bapak dan Ibu ketahui dan bisa tanyakan kepada Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan, setiap pagi, malam dan tengah malam saya kontrol. Penerimaan pun saya kontrol," katanya.
Presiden Jokowi mengatakan, tahun lalu, sejumlah kalangan memprediksikan bahwa realisasi penerimaan pajak di bawah 80 persen. Namun, hal itu terbantahkan ketika pada penutupan tahun 2015, pendapatan negara mencapai 84,7 persen atau sebesar Rp 1. 491 triliun, penerimaan pajak mencapai 83 persen Rp 1.235,8 triliun, penerimaan nonpajak 93,8 persen atau Rp 252,4 triliun plus penerimaan hibah Rp 3 triliun.
"Artinya apa? Apa yang kita takutkan tidak terjadi. Kalau kita kerja biasa-biasa, mungkin seperti yang diperkirakan orang akan terjadi. Tapi dengan deregulasi yang setiap seminggu dua minggu keluar terus. Saya meyakini tidak terjadi," katanya.
Menurut Jokowi, di saat ekonomi nasional berada dalam situasi yang sulit, pemerintah menjadikan itu sebagai kesempatan untuk merombak total tantangan-tantangan yang menghambat laju pertumbuhan. "Dan, itu akan terus kita lakukan dan saya yakin dengan seperti itu perekonomian akan lebih baik," katanya.
Selain itu, lanjut Presiden Jokowi, selama tahun 2015 penyerapan belanja negara tercatat 91,2 persen atau Rp 1.810 triliun dan inflasi 3,3 persen. "Perkiraan saya 92-93 persen, ternyata agak meleset. Saya yakin ini bukan yang main-main. Penerimaan seperti itu dalam perlambatan ekonomi seperti itu bukan sesuatu yang kecil, dan masih ada SILPA Rp 10,8 triliun. Pertumbuhan ekonomi, perkiraan antara 4,7-4,8 persen, turun sedikit dibandingkan 2014 yang sebesar 5 persen," katanya.
Dia mengatakan, dibandingkan negara-negara lainnya, kinerja ekonomi Indonesia jauh lebih baik. Disebutkan, terdapat sejumlah negara yang pertumbuhannya turun sampai 1 persen, 1,5 persen, dan 3 persen.
"Kita hanya 0,03 persen. Itu belum sebetulnya. Kalau saat itu, tahun kemarin kita semua optimistis sebetulnya kejadiannya akan berbeda. Sebab optimisme itu sulit dimunculkan, semuanya menunggu, semuanya wait and see. Tahun ini, semua harus percaya, optimistis bahwa kita akan lebih baik. Itu harus. Kuncinya ada di situ," kata Presiden Jokowi.