:
Oleh Eko Budiono, Jumat, 8 April 2022 | 09:40 WIB - Redaktur: Untung S - 598
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan seluruh warga negara Indonesia (WNI) dalam keadaan selamat di tengah krisis yang sedang terjadi di Sri Lanka.
Hal tersebut disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, melalui keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).
“Alhamdulillah tidak ada WNI yang terancam baik keselamatannya maupun kelangsungan hidupnya akibat krisis ekonomi yang berlangsung,” kata Judha Nugraha.
Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kolombo, terdapat 232 WNI yang tinggal dan menetap di wilayah Sri Lanka.
Judha mengatakan pihaknya terus memonitor secara ketat terkait situasi di negara tetangga India itu, dan KBRI Kolombo terus mendata dan memantau lokasi-lokasi di mana WNI berada.
Menurut Judha, saat ini layanan kekonsuleran KBRI Kolombo dilakukan secara daring untuk memudahkan WNI mendapat akses layanan di tengah kelangkaan bahan bakar di Sri Lanka.
“Bagi pelayanan yang memerlukan kehadiran fisik cukup sekali datang setelah itu dilakukan daring,” katanya.
Judha menambahkan, pihaknya juga sudah menyiapkan pasokan logistik bagi WNI yang membutuhkan setelah kerusuhan 31 Maret 2022 lalu dan kemungkinan adanya protes-protes lanjutan.
“KBRI juga menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI yang ada di sana untuk selalu berhati-hati, menghindari kerumunan masa dan segera melapor kepada KBRI jika terjadi situasi darurat. Line KBRI adalah +94772773123,” katanya.
Sebelumnya, krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka memicu aksi protes keras dari para pengunjuk rasa di Ibu Kota Kolombo dan beberapa wilayah lain.
Status darurat ditetapkan pada Jumat menyusul rentetan protes yang diwarnai kekerasan terhadap cara pemerintah menangani krisis ekonomi yang semakin parah.
Kekacauan itu juga memicu sejumlah anggota kabinet mengundurkan diri.
Di antara mereka yang mundur adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, Namal Rajapaksa, keponakan Gotabaya dan putra Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa.
Foto: ANTARA