- Oleh MC KOTA BATAM
- Jumat, 22 November 2024 | 10:45 WIB
: infopublik.id
Oleh Administrator, Senin, 30 September 2024 | 21:24 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 1K
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah berkomitmen menurunkan prevalensi stunting selama satu dekade terakhir. Stunting, kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan terhambat akibat kurang gizi kronis, menjadi salah satu isu kesehatan utama yang dihadapi Indonesia. Pada tahun 2015, prevalensi stunting tercatat sebesar 29%, dan angka ini menunjukkan penurunan secara bertahap setiap tahunnya.
Pada 2018, angka stunting sempat mengalami kenaikan menjadi 30,8%, namun pemerintah Indonesia tetap berkomitmen menekan angka tersebut. Berbagai kebijakan dan program nasional, seperti peningkatan akses gizi dan pendidikan kesehatan, berhasil menurunkan prevalensi stunting menjadi 27,7% pada tahun 2019, dan 24,4% pada 2021.
Meski terdapat kekosongan data pada 2020 akibat pandemi Covid-19, tren penurunan ini menunjukkan adanya dampak positif dari intervensi pemerintah.
Pada 2022 dan 2023, prevalensi stunting di Indonesia tercatat stabil di angka 21,6% dan 21,5%. Pemerintah berambisi mencapai target nasional penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024, dengan berbagai program intervensi yang lebih terfokus pada keluarga berisiko tinggi dan peningkatan gizi masyarakat. Upaya ini melibatkan berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga kesejahteraan sosial.
Dengan menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga di bawah 20%, Indonesia berharap generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat dan produktif. Program yang terus digalakkan termasuk edukasi ibu hamil tentang pentingnya nutrisi, pemeriksaan kesehatan rutin, serta pemberian makanan tambahan untuk anak-anak balita. Keberhasilan mencapai target ini akan menjadi tonggak penting dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.