- Oleh MC KOTA BANJARBARU
- Minggu, 3 November 2024 | 13:46 WIB
: Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden (BPMI)
Oleh Untung Sutomo, Senin, 2 September 2024 | 17:11 WIB - Redaktur: Untung S - 136
Badung, InfoPublik – Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, di Ruang Casablanca, Hotel Mulia Nusa Dua Bali, pada Senin (2/9/2024). Pertemuan itu membahas berbagai upaya untuk memperkuat hubungan bilateral yang telah terjalin selama 65 tahun antara Indonesia dan Ghana.
"Selamat datang di Indonesia, dan terima kasih atas kehadiran Yang Mulia. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Ghana telah terjalin selama 65 tahun, dan kita perlu terus memperkuatnya, terutama dalam tiga sektor kerja sama utama," ujar Presiden Jokowi, dikutip dari keterangan tertulis BPMI Setpres.
Presiden Jokowi menyoroti pentingnya kerja sama di bidang kesehatan, termasuk kolaborasi antara Bio Farma Indonesia dan Atlantic Lab Science Ghana. Ia berharap kerja sama ini dapat mendorong produksi vaksin lokal di Ghana dan mendukung program vaksinasi di negara-negara Afrika lainnya.
"Saya berharap kerja sama ini dapat mendorong produksi vaksin lokal di Ghana dan mendukung program vaksinasi di negara-negara Afrika lainnya," ungkap Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi meminta dukungan dari Presiden Akufo-Addo terkait penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang pengawasan pangan dan obat-obatan antara otoritas pengawas kedua negara. Presiden berharap MoU ini dapat memperkuat sinergi di sektor farmasi Indonesia-Ghana.
Kerja Sama Energi dan Pertambangan
Presiden Jokowi mengusulkan pengembangan kerja sama di sektor energi, terutama dalam eksplorasi minyak dan gas. Ia menyebut bahwa Indonesia dan Ghana harus menjajaki peluang kerja sama di bidang ini, termasuk pendirian kilang minyak di Ghana yang melibatkan Indonesia.
"Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan memenuhi kebutuhan energi di Ghana," ujar Presiden Jokowi.
Selain itu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama di bidang pembangunan. Ia menyatakan bahwa kerja sama ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan Ghana, dengan Indonesia siap mendukung melalui mekanisme Indonesia Aid yang mencakup dukungan teknis, beasiswa, dan pelatihan vokasional.
"Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan Ghana dalam program-program yang sesuai dengan kebutuhan Ghana melalui mekanisme Indonesia Aid," tutur Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan ini adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, dan Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.