- Oleh MC KOTA TIDORE
- Minggu, 24 November 2024 | 18:04 WIB
: Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani saat menjadi keynote speaker dalam forum IAPF 2024 di Nusa Dua, Bali pada Minggu (1/9/2024)/Foto : Humas Kemeterian Investasi/BKPM
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Senin, 2 September 2024 | 12:11 WIB - Redaktur: Untung S - 228
Jakarta, InfoPublik – Investasi Indonesia di Afrika terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan, mencerminkan hubungan ekonomi yang semakin kuat antara kedua wilayah. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menegaskan hal ini dalam keynote speech yang disampaikannya pada Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) sesi ketiga di Nusa Dua, Bali pada Minggu (1/09/2024).
"Indonesia telah berinvestasi di negara-negara kunci di Afrika, menunjukkan komitmen kami untuk kesejahteraan bersama," ujar Rosan sebagaimana dikutip dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Senin (2/9/2024). Rosan menyebutkan bahwa perusahaan Indonesia saat ini beroperasi di delapan negara di Afrika, dengan investasi yang mencakup berbagai sektor strategis.
Beberapa investasi penting Indonesia di Afrika antara lain adalah PT Pertamina (Persero) di sektor energi di Kenya dan Tanzania, Medco Energi Internasional di industri minyak dan gas di Mozambik, serta PT Biofarma (Persero) dan Wings Group di sektor farmasi dan barang konsumsi di Kenya.
Rosan mengungkapkan bahwa total investasi Indonesia di negara-negara Afrika mencapai USD2,09 miliar pada periode 2019 hingga triwulan II tahun 2024. Sementara itu, total investasi negara-negara Afrika di Indonesia tercatat mencapai USD 1,73 miliar. Pada tahun 2023, perdagangan bilateral antara Indonesia dan Afrika juga mencatat peningkatan yang pesat.
Indonesia mengekspor berbagai barang jadi ke Afrika, sementara impor dari Afrika sebagian besar berupa bahan mentah. Melalui forum IAPF ini, Indonesia berpotensi meningkatkan perjanjian investasi melalui Bilateral Investment Treaties (BIT) dengan negara-negara Afrika, guna memastikan iklim investasi yang stabil dan kondusif.
Dalam kesempatan yang sama, Secretary General United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), Rebeca Grynspan, menyatakan bahwa di era poli-globalisasi saat ini, investasi dan perdagangan menjadi lebih inklusif dan terdesentralisasi, tidak lagi terpusat di satu wilayah. "Dalam lima tahun ke depan, Global Gross Domestic Product (GDP) diperkirakan mencapai USD30 triliun, dan sepertiganya akan berasal dari negara-negara selatan (Global South)," jelas Rebeca.
Sebagai informasi, IAPF merupakan bagian dari rangkaian Indonesia-Africa Forum 2024 (IAF) ke-2, yang digelar pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali. Mengusung tema “Harnessing Trade and Investment Potentials for Inclusive Economic Growth”, forum ini dihadiri oleh 43 Ketua dan Anggota Parlemen dari 15 negara Afrika.
Sementara itu, High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 juga digelar bersamaan sebagai platform untuk merespons berbagai krisis global yang memperlebar kesenjangan pembangunan antara negara-negara di Selatan dan Utara, serta memperlambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) 2030. Dengan dihadiri oleh 1.275 peserta perwakilan dari 26 negara, forum ini diharapkan menjadi katalisator bagi upaya global dalam menciptakan perubahan sistemik berbasis kemitraan inklusif.