Presiden Jokowi akan Pimpin Pertemuan Kepala Negara dalam IAF ke-2

: Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury menyampaikan pernyataannya dalam Temu Media terkait Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 di Jakarta, Kamis (8/8/2024). ANTARA/Nabil Ihsan.


Oleh Taofiq Rauf, Kamis, 8 Agustus 2024 | 19:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 268


Jakarta, InfoPublik - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membuka dan memimpin pertemuan antara kepala negara dalam Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2 pada 2 September mendatang, demikian menurut Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury.

Joint leaders’ session ini merupakan forum bersama antara Indonesia-Africa Forum dengan High Level Forum on Multi-Stakeholders Partnership, yang akan dibuka dan dibimbing langsung oleh Presiden Joko Widodo,” ucap Pahala dalam Temu Media terkait IAF ke-2 di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Ia mengatakan, pertemuan tersebut akan dilaksanakan dalam format konferensi tingkat tinggi (KTT). Oleh karena itu, masing-masing pemimpin negara yang ikut serta diharapkan menyampaikan pernyataan nasionalnya dalam agenda itu.

Sudah ada setidaknya lima kepala negara atau pemerintahan Afrika yang mengkonfirmasikan kehadirannya di Bali untuk mengikuti IAF ke-2, kata Pahala, menambahkan.

Wamenlu mengatakan, tema sesi pertemuan antara Presiden Jokowi dan pemimpin negara-negara Afrika tersebut adalah “Membentuk Kerja Sama Inklusif untuk Pertumbuhan Tangguh”.

Sebelum pembukaan IAF ke-2, Presiden akan menjadi tuan rumah Welcoming Dinner pada 1 September, ucap dia. Di hari tersebut pula, akan dilaksanakan pertemuan Indonesia-Africa Parliamentary Forum oleh Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI.

Menyusul joint leaders' session tersebut, agenda IAF ke-2 akan dilanjutkan dengan diskusi panel yang terdiri dari delapan sesi terkait potensi ekonomi dan industri, kesehatan dan pangan, serta kerja sama pembangunan pada 2 dan 3 September.

Pahala menyebut setidaknya akan ada belasan pembicara setingkat menteri serta sejumlah perwakilan dari pemangku kepentingan yang akan menyampaikan gagasannya dalam diskusi panel itu.

Pada dua hari tersebut juga akan dilaksanakan forum bisnis, yang mencakup presentasi dari 7 negara Afrika yaitu Afrika Selatan, Aljazair, Kenya, Mesir, Mozambik, Nigeria, dan Tanzania, serta diikuti perwakilan BUMN dan pengusaha swasta.

Selain diskusi panel dan forum bisnis, mata acara lain dalam agenda IAF ke-2 di antaranya pameran produk buatan Indonesia, pertunjukan seni dan budaya, serta agenda wisata ke KEK Sanur serta Desa Wisata dan Kura-Kura Bali, kata Wamenlu.

Setelah IAF pertama diselenggarakan pada 2018, IAF ke-2 akan digelar pada 1-3 September 2024 di Hotel Mulia, Bali dengan tema “Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063”.

Indonesia optimistis kerja sama dalam pembangunan nasional dan kawasan dengan negara-negara Afrika akan semakin kuat melalui penyelenggaraan ajang Forum Indonesia-Afrika (IAF) ke-2, ucap Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Mansury.

Menurut Mansury, negara-negara Afrika menghormati Indonesia yang sedari dulu sudah berinisiatif membela Afrika dengan memperjuangkan kemerdekaan dan berakhirnya kolonialisme melalui Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 1955 yang melahirkan Bandung Spirit (Semangat Bandung).

“Ini juga merupakan satu hal yang kita harapkan bisa membedakan Indonesia dalam hal bekerja sama yang betul-betul untuk berjuang bersama dengan Afrika,” kata Wamenlu dalam Temu Media terkait IAF ke-2 di Jakarta, Kamis.

Mansury mengatakan bahwa pemimpin negara-negara Afrika sangat antusias menyambut digelarnya IAF ke-2 di Bali, September mendatang.

Terlebih, pelaksanaan IAF tahun ini berdekatan dengan momentum peringatan 70 tahun KAA.

Sudah ada setidaknya lima kepala negara atau pemerintahan Afrika dan 13 pembicara panel diskusi setingkat menteri yang mengkonfirmasikan kehadirannya untuk IAF ke-2 di Bali, ucap Wamenlu.

Ia turut optimistis semakin banyak perwakilan pemerintah maupun bisnis dari Afrika yang akan hadir dalam pertemuan itu.

Dengan antusiasme itu, RI menargetkan kesepakatan bisnis sebagai deliverables sebesar 3,5 miliar dolar AS (Rp56,07 triliun) tercapai antara berbagai industri Indonesia dan negara-negara Afrika dalam IAF ke-2, kata dia.

Indonesia juga menargetkan tercapainya kesepakatan antara pemerintah (G2G), termasuk kesepakatan perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara Afrika, serta diresmikannya rancangan besar terkait kerja sama pembangunan antara RI dan Afrika dalam IAF ke-2, ucap Pahala.

Setelah IAF pertama diselenggarakan pada 2018, IAF ke-2 akan digelar pada 1-3 September 2024 di Hotel Mulia, Bali dengan tema “Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063”, dan dengan fokus pada isu transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, pangan, ketahanan kesehatan, dan kerja sama pembangunan.

IAF ke-2 akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF MSP) yang juga akan digelar di Bali pada waktu yang sama. (Ant/)