: Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Dindin Wahyudin mengatakan pelaksanaan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 akan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Oleh Moh. Taofiq Rauf, Kamis, 1 Agustus 2024 | 17:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 239
Jakarta, InfoPublik - Pelaksanaan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 dijadikan sebagai momentum strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Dindin Wahyudin, menegaskan bahwa Afrika kini menjadi salah satu prioritas utama dalam diplomasi ekonomi Indonesia.
"Afrika menjadi salah satu prioritas diplomasi ekonomi Indonesia," ujar Dindin dalam saat acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Kamis (1/8/2024) di Jakarta.
Hubungan historis antara Indonesia dan Afrika telah terjalin sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 di Bandung. Kini, Afrika tampil sebagai pasar non-tradisional yang sangat potensial bagi produk-produk Indonesia. Dindin menyebutkan bahwa selama 10 tahun terakhir, Indonesia gencar membuka akses pasar di Afrika, yang semakin berkembang pesat.
Produk unggulan Indonesia seperti minyak sawit, mi instan, biskuit, hingga pesawat CN 235 telah berhasil menembus pasar Afrika dan mendapat respons positif. Pembukaan empat Kedutaan Besar negara Afrika di Jakarta pasca-pandemi menjadi salah satu indikator peningkatan hubungan bilateral yang signifikan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Namun, Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara maju seperti China dan Jepang yang telah lebih dahulu menancapkan pengaruh ekonomi mereka di Afrika. "Untuk bersaing langsung dengan Tiongkok memang berat, namun kita terus berupaya melalui berbagai cara, termasuk kerja sama dengan pihak ketiga untuk pembiayaan proyek-proyek di Afrika," ungkap Dindin.
Meski persaingan ketat, Indonesia tetap optimis dengan potensi besar Afrika sebagai "benua masa depan." Produk-produk Indonesia dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan pasar Afrika saat ini, memberikan peluang besar bagi perluasan kerja sama ekonomi.
IAF ke-2 dirancang tidak hanya untuk memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga untuk mengeksplorasi berbagai peluang baru dalam kerja sama ekonomi. Forum ini akan menjadi wadah untuk menghubungkan pemerintah, sektor swasta, dan UMKM dalam membahas topik strategis, termasuk transformasi digital sebagai instrumen penting untuk pembangunan yang lebih inklusif.
Selain itu, IAF ke-2 menjadi modal penting bagi Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, dengan menekankan pentingnya kerja sama internasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Pelaksanaan IAF ke-2, yang berbarengan dengan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP), menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat diplomasi ekonomi global dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan. (Ant/)