- Oleh Wandi
- Selasa, 4 Maret 2025 | 23:16 WIB
: Bimtek ini digelar secara hybrid dan diikuti secara nasional oleh 1.575 Petugas Kloter, 1.535 petugas daerah, serta 636 petugas dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU)../Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama Nasaruddin Umar secara resmi membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter Terintegrasi Tahun 1446 H/2025 M, Senin (17/3/2025).
Bimtek ini digelar secara hybrid dan diikuti secara nasional oleh 1.575 Petugas Kloter, 1.535 petugas daerah, serta 636 petugas dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU).
Dalam arahannya, Menag menekankan pentingnya disiplin dan manajemen yang tertata bagi para petugas haji. Menurutnya, banyak kendala dalam pelayanan haji terjadi karena kurangnya perencanaan dan ketidaksiapan menghadapi masalah.
"Saya minta setiap petugas membuat jadwal rinci, termasuk alternatif jika ada petugas yang sakit atau berhalangan. Kita harus menyiapkan minimal empat opsi. Jika opsi pertama gagal, ada opsi berikutnya yang siap menjalankan tugas," ujar Menag.
Ia juga menyoroti pentingnya kedisiplinan di embarkasi untuk memastikan keberangkatan jemaah haji berjalan lancar. "Jangan sampai keterlambatan satu orang menyebabkan penundaan bagi seluruh rombongan," tambahnya.
Menag juga mengingatkan bahwa setiap petugas harus memahami tugasnya dengan baik, termasuk menguasai materi manasik haji serta ayat dan hadis yang berkaitan dengan ibadah haji.
"Manasik haji bukan sekadar pengetahuan, tapi bagaimana memimpin jemaah agar dapat melaksanakan ibadah dengan benar. Tujuannya adalah agar jemaah mencapai haji mabrur yang berdampak positif pada kehidupan sehari-hari," tegasnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya kesiapan dalam melayani jemaah lansia dan mereka yang membutuhkan perhatian khusus.
"Petugas harus siap melayani dengan baik. Pelayanan yang maksimal akan mencerminkan citra positif bagi Indonesia," katanya.
Direktur Bina Haji Kemenag, Musta’in Ahmad, menjelaskan bahwa Bimtek ini berlangsung hingga 19 Maret 2025 dan bertujuan untuk memperkuat profesionalisme petugas haji dalam memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah.
"Harapan dari kegiatan ini adalah agar para petugas dapat mengubah pola sikap, pola pikir, dan pola tindakan menjadi lebih profesional dalam memberikan pelayanan kepada jemaah haji," ujarnya.
Dengan adanya pembekalan yang matang, diharapkan para petugas haji mampu menjalankan tugas dengan optimal, memastikan ibadah haji berjalan lancar, serta memberikan pengalaman terbaik bagi jemaah haji Indonesia.