:
Oleh Taofiq Rauf, Selasa, 6 Juni 2023 | 14:44 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 2K
Jakarta, Infopublik - Sejumlah tantangan masih dihadapi di sektor kesehatan dari mulai pemerataan tenaga medis, meningkatnya penyakit katastropik hingga target imunisasi yang terganggu pandemi Covid-19. Kementerian Kesehatan pun mendorong transformasi di sektor kesehatan untuk mengatasi masalah tersebut.
Sejak pukul 06.30 pagi, kursi tunggu di bagian depan Klinik Pratama Abdul Radjak, Kalideres, Jakarta Barat sudah terisi. Sejumlah lansia duduk menunggu sampai klinik buka sekitar pukul 08.00.
Mereka yang rela mengantre pada pagi hari umumnya adalah pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk meminta surat rujukan. Pasien duduk sambil berbincang disinari cahaya matahari yang terpancar dari arah timur.
Salah satu yang meminta surat itu adalah Iman. Ia membutuhkan rujukan buat sang buah hatinya yang didiagnosa terpapar flek paru-paru atau tuberkulosis (TBC). Surat rujukan itu dibutuhkan buat pengobatan di Rumah Sakit Hermina Daan Mogot. "Tidak terlalu sulit pengurusannya," ujar bapak anak tiga itu.
Ia pun mengaku bersyukur pengobatan si buah hati bisa dilakukan tanpa harus merogoh kocek sepeser pun. Maklum, penyembuhan TBC membutuhkan waktu setidaknya enam bulan minum obat secara rutin tiap hari dan tidak boleh disetop.
Menurut seorang petugas klinik, pengurusan rujukan dibatasi 15 orang per hari. Namun buat pasien yang ingin berobat tidak dibatasi. Pasien bisa datang sesuai dengan jadwal dokter. Umumnya, pasien berkunjung dengan keluhan beragam. Dari mulai batuk dan pilek, pusing, masalah buang air besar, hingga sakit gigi. Tidak hanya lansia, tapi juga banyak anak-anak.
Seperti yang terpantau GPR News pada Jumat (12/5/2023) sekitar pukul 09.00, ada setidaknya 3-5 anak yang mengantre menunggu dokter. Ada yang duduk di kursi tunggu luar atau di dalam klinik.
Di Puskesmas Batuceper, Kota Tangerang, pasien berbagai umur dari balita hingga lansia juga terlihat menunggu giliran untuk dipanggil berobat. Petugas Puskesmas dengan sabar memberikan penjelasan kepada masyarakat, baik yang ingin mendaftar berobat ataupun yang ingin menebus obat.
Sebelum ke loket pendaftaran, pasien diskrining terlebih dahulu, untuk memeriksa kelengkapan dokumen yang dibawa masyarakat. “Biasanya warga membawa dokumen Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan Kartu BPJS untuk dapat mendaftar di loket pendaftaran,” ujar salah satu petugas puskesmas.
Baru setelah itu, pasien mengambil nomor antrean yang sudah disediakan sambil menunggu untuk dipanggil. Tidak hanya secara offline, pendaftaran juga bisa dilakukan secara daring. "Masyarakat yang ingin berobat ke sini, selain dapat mendaftar offline, mereka juga dapat mendaftar online via aplikasi kami,” ujar Kepala Puskesmas Batuceper drg Iradani Yupitaningrum,M.Kes, kepada GPR News menambahkan.
Pelayanan di Klinik Abdul Radjak maupun di Puskesmas Batu Ceper merupakan salah contoh bagaimana akses dasar kesehatan yang sudah semakin bagus. Masyarakat dapat dengan mudah menyentuh pelayanan kesehatan, baik untuk pengobatan atau sekadar memeriksa kesehatan. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan kian meningkat seiring jaminan yang diberikan oleh pemerintah.
Di fasilitas kesehatan tingkat pertama, perlengkapan kesehatan juga sudah jauh lebih lengkap. Peralatan seperti rontgen hingga alat perekam jantung sudah tersedia.
Baca selengkapnya dan download GPRNews Edisi V 2023 di: https://www.gprnews.id/books/clcg/