:
Oleh MC KAB BALANGAN, Rabu, 19 Juni 2019 | 10:13 WIB - Redaktur: Juli - 31K
Paringin, InfoPublik – Sebagai bagian dari suku melayu umumnya, maka kehidupan sosial orang Banjar, di Kalimantan Selatan banyak diisi dengan tradisi bernuansa Islami.
Salah satu tradisi islami tersebut, ialah tradisi Batamat Quran, tradisi ini sudah ada sejak lama ditengah kehidupan orang Banjar, tidak terkecuali di Kabupaten Balangan.
Tradisi batamat Quran ini sendiri menurut kebiasaan, setiap anak yang belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, maka diadakanlah upacara batamat Quran (khatam AlQuran).
Salah satu seniman Balangan, Fahmi Wahid menyampaikan, tradisi batamat Quran ini biasanya dibedakan dua macam cara dan waktu pelaksanaan. Sebab selain Batamat Quran sehabis tamat belajar Al Quran seperti yang dimaksud di atas, juga ada tradisi Batamat Quran saat upacara perkawinan dilaksanakan.
“Ada tradisi batamat Quran yang khusus digelar saat seseorang telah selesai belajar mengaji (membaca Al Quran) dan berhasil menamatkan bacaannya 30 juz, biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan teman mengaji lainya,’’ ujar Fahmi.
Upacara ini biasanya, lanjut seniman bidang satra ini, didahului dengan arak-arakan yang diikuti oleh mereka yang ikut batamat Quran, sedangkan waktu pelaksanaannya biasanya dipilih saat bulan Rabiulawal.
Dalam pelaksanaanya, para peserta yang mengikuti upacara ini saat berada di tempat pembacaan Al Quran secara bersamaan juga biasanya dipayungi dengan mengunakan paying khusus yang disebut paying kembang.
Khusus payung kembang ini, lanjut Fahmi, adalah payung bertingkat tiga yang dirangkai dengan aneka bunga seperti bunga kenanga, cempaka, melati, mawar dan bunga kacapiring. Paying kembang ini biasanya juga dihias lagi mengunanakan kerta warna-warni.
“Sedangkan untuk tradisi batamat Al Quran yang dilaksanakan pada saat perkawinan biasanya, bisa dilakukan siang hari atau malam hari. Jika siang hari biasanya dilaksanakan pada pagi hari, sebelum acara bersanding (pangantin batatai). Jika malam hari, maka dilaksanakan habis sholat isya sehari sebelum hari perkawinan,’’ beber dia.
Dalam pelaksanaan batamat Quran ini, menurut Wahid, juga biasanya dilakukan baik oleh pengantin pria maupun pengantin wanita, sama seperti pelaksanaan batamat Quran bagi yang baru selesai belajar membaca Al Quran diisi dengan membaca kitab suci Al-Qur’an sebanyak 22 surah yang dimulai dari surah ke 93 (Ad-Dhuha) sampai dengan surah ke 114 (An-Nas) ditambah dengan beberapa ayat pada surah Al-Baqarah, ditutup dengan do’a khatam Qur’an, pembaca do’a biasanya guru mengaji pengantin tersebut.
“Suatu kebiasaan yang unik dan lucu, ialah apabila pengantin telah sampai pada bacaan surah ke 105 (Al-Fiil) biasanya ramailah anak-anak dan remaja di sekitar itu memperebutkan telur masak sekaligus memakannya. Sebab menurut cerita konon yang mendapatkan telur masak itu akan menjadi terang hatinya, cepat menjadi pandai membaca kitab suci Al-Qur’an,’’ ungkap dia.
Namun selain itu, menurut Fahmi, ada juga masyarakat yang melakukan tradisi ini pada bulan-bulan tertentu misalnya Bulan Mulud (Rabiul Awal), Namun semuanya merujuk pada kegiatan utama yaitu membaca Al Qur’an pada bagian akhir (Juz Amma). (MC Balangan/sugi)