:
Oleh MC Prov Sumatera Barat, Kamis, 6 Agustus 2020 | 11:26 WIB - Redaktur: Kusnadi - 2K
Oleh: Ibnu Sectio Caisaria, S.IP, M.I.Kom
Padang, InfoPublik - Memutus mata rantai penularan Covid-19 bagi daerah seantero Nusantara bukanlah perkara mudah. Tidak bisa dinafikan, dukungan dari seluruh pemangku kebijakan dan segenap komponen masyarakat merupakan persyaratan yang paling utama.
Kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan adalah satu keharusan. Menyadari hal ini, pemerintah di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota di Sumatera Barat telah, sedang dan terus melakukan bermacam edukasi dan sosialisasi secara masif. Ini dilakukan melalui perantaraan media komunikasi maupun secara langsung.
Bagaimana narasi tentang pentingnya menggunakan masker dengan benar, rajin mencuci tangan, menjaga jarak dan lain sebagainya juga acap kali disampaikan di berbagai kesempatan.
Apakah berhasil? Jawabannya berpulang kepada masyarakat itu sendiri. Penulis berkeyakinan, kebanyakan atau sebagian besar masyarakat Sumbar telah mengetahui dan memahami seberapa berbahayanya terjangan Pandemi Covid-19 ini.
Namun tetap saja ada yang abai. Data penambahan kasus harian yang disampaikan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui corongnya Dinas Kominfo seakan hanya penambahan angka-angka belaka. Mereka yang abai, seolah lupa bahwa setiap penambahan tersebut memiliki korelasi terhadap produktivitas masyarakat di Sumatera Barat.
Semua akan saling berkaitan. Coba diingat beberapa bulan yang lalu pernah ada kluster Pasar Raya Padang. Dampaknya sosial ekonominya banyak masyarakat yang merasakan. Semua tentu sepakat, kejadian ini tidak boleh berulang. Jangan lagi ada kluster-kluster Covid-19 di Sumbar.
Memang ada yang berpandangan lain terhadap Pandemi Covid-19, apakah berupa konspirasi dan lain sebagainya. Itu tergantung pada sudut pandang. Jangan serta merta mengatakan mereka yang menyuarakan hal ini penyebar hoax, karena merekapun mempunyai data dan analisa tersendiri.
Terlepas dari pandangan tersebut, faktanya pada hari ini, kasus positif Covid-19 menembus angka 1.006 orang. Jumlah yang fantantis untuk skala Sumatera Barat.
Hal lainnya yang tak kalah penting adalah kebijakan pemerintah daerah dalam menangani sekaligus mengendalikan laju penyebaran Covid-19. Tentu telah banyak kebijakan yang dikeluarkan.
Mulai dari upaya tracing secara masif, peningkatan kapasitas laboratorium, penyediaan tempat karantina, penambahan sarana prasarana kesehatan, penanganan di rumah sakit, bantuan kepada masyarakat serta pergeseran alokasi APBD untuk menangani Pandemi Covid-19.
Banyak pihak yang memberi apresiasi terhadap penanganan Covid-19 di Sumbar, termasuk pimpinan tertinggi negeri ini, Presiden Joko Widodo. Artinya secara kebijakan, unsur pemerintah di Sumatera Barat telah bekerja ekstra dengan mengerahkan semua potensi yang ada.
Bahkan konon kabarnya, banyak pejuang-pejuang kemanusiaan Covid-19 di Sumbar yang bekerja tanpa mengenal waktu. Siang dan malam. Mata, telinga, tenaga, pikiran dan seluruh energinya hanya ditujukan pada satu arah. Yakni bagaimana memutus rantai penularan Covid-19. Jika mereka ditanya, apa harapannya pada masyarakat? Penulis menebak, jawabannya “Mambana ambo, alah tu, patuahlah lai”. (Saya memohon, sudah itu, patuhlah lagi). (ISC/ MMC DiskominfoSB)