Mengenal Jenis Pupuk Organik Dalam Budidaya Pertanian Ramah Lingkungan

:


Oleh MC Kab Aceh Tengah, Senin, 19 April 2021 | 10:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 9K


Oleh : Fathan Muhammad Taufiq *)

Konsep back to nature yang belakangan ini menjadi tren dalam pola konsumsi masyarakat, menuntut petani untuk mampu menghasilkan produk-produk pertanian organik yang benar-benar aman unuk dikonsumsi dan bebas dari residu bahan kimia yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan. Di satu sisi para petani dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian organik,  namun disisi lain, petani juga harus berupaya untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian mereka. Untuk bisa menghasilkan produk pertanian organik sekaligus meningkatkan produktivitas hasil pertanian, tentunya pola budidaya tanaman harus mengacu kepada konsep pertanian organik yang berarti hanya menggunakan material  organik atau non kimia dalam menjalankan usaha tani. Salah satu konsep pertanian organik yang kemudian direkomendasikan adalah penggunaan pupuk organik dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia dalam kegiatan usaha tani atau budidaya tanaman.

Apakah pupuk organik itu?

Pupuk Organik  adalah pupuk yang terbuat dari materi sisa-sisa makhluk hidup baik berupa limbah ternak maupun limbah ternak, seperti jerami, merang, sekam padi, kulit kopi, kotoran ternak, cangkang siput atau kerang dan lain-lainnya yang kemudian diolah melalui proses fermentasi atau penguraian (dekomposisi). Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair, tergantung dari proses pengolahan dan bahan bakunya, namun apapun bentuknya, pupuk organik merupakan pupuk terbaik bagi tanaman dan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan. Selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang merupakan faktor penentu kesuburan tanah, pupuk organik mengandung banyak bahan organik pembentuk unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman.

Penggunaan pupuk organik sejatinya bukan hal baru, karena penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.

Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani, penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik jauh sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, justru kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya dan lebih hemat, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan (kimia), sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian serta makin berkurangnya kesuburan tanah, karena penggunaan pupuk kimia dalam jangka pajang, justru akan “mematikan” tanah. Begitu juga dengan produk pertanian yang dihasilkan dari tanaman yang berpupuk kimia, cenderung tidak aman untuk dikonsumsi. Kenyataan seperti itulah yang kemudian memicu tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian kimiawi ke pertanian organik.

Jenis Pupuk Organik

Ada beberapa jenis pupuk organik yang sudah familiar dan biasa digunakan oleh petani, baik yang diperoleh langsung dari alam, diolah sendiri maupun yang diproses melalui pabrik. Masing-masing jenis pupuk organik ini memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu menngemburkan tanah, mempertahankan tingkat kesuburan dan daya dukung lahan, dan yang pasti ramah lingkungan.

  1. Pupuk kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik alami yang berasal dari kotoran hewan atau ternak peliharaan seperti kotoran kambing, sapi, kerbau, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro secara berimbang yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk kandang padat banyak mengandung unsur hara makro, seperti fosfor, nitrogen, dan kalium. Adapun unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang padat di antaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Sementara keunggulan pupuk kandang cair, adalah kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak yang merupakan bahan baku utamanya, tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam kotoran padat.

Dari bahan dasarnya, pupuk kandang dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

  1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganisme sehingga tidak menimbulkan kenaikan suhu tanah, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi dan kerbau. Pupuk kandang jenis ini akan lebih adaptif terhadap tanaman kerna tidak berdampak negatif jika langsung bersentuhan dengan tanaman dan dapat digunakan tanpa proses pengolahan terlebih dahulu.
  2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan kenaikan suhu tanah, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Meskipun pupuk jenis ini juga baik bagi tanaman, namun dalam penggunaaannya harus diperhatikan agar tidak digunakan dalam bentuk “mentah” atau baru, tapi setelah melalui proses fermentasi terlebih dahulu, sehingga suhunya menjadi relative stabil.

Kelebihan pupuk kandang adalah bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri bersuhu dingin, remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara dapat berkurang. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.

  1. Pupuk Hijau

Pupuk hijau  merupakan pupuk organik alami yang berasal dari limbah tanaman liar atau  sisa-sisa panen tanaman budidaya. Karena sifatnya mudah membusuk dan dapat bereaksi dengan tanah secara cepat, bahan tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti kacang-kacangan (Legumninacea), tanaman paku air (Azolla), petai cina (lamtoro), kayu air (Gliricydae), orok-orok, eceng gondok dan sebagainya. Namun jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis leguminacea, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Pupuk hijau bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah terhadap erosi.

  1. Pupuk Kompos

Kompos merupakan sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, batang pisang, gulma, sayuran  busuk, sisa tanaman jagung, dan buah-buahan busuk. Bahan dari ternak yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan ternak yang terbuang, cairan biogas dan cangkang siput atau kerang. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan Azolla.

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organic yang sangat dianjurkan, karena memiliki banyak manfaat antara lain : memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah, menambah dan mengaktifkan unsur hara dalam tanah..

  1. Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi bunga tanah (top soil) atau lapisan tanah paling atas. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah.

Senyawa humus juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan penggunaan kompos. Berbeda dengan jenis pupuk organic lainnya, humus terbentuk secara alami melalui proses dekomposisi, teutama pada lahan-lahan yang masih terjaga kelestariannya.

  1. Pupuk Bokashi.

Pupuk bokashi merupakan pupuk organik yang diperoleh melalui proses fermentasi, pupuk ini dibuat dari campuran bahan organic yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Bahan-bahan organic seperti sekam, dedak, jerami yang dicampur dengan kotoran ternak keudian ditempatkan dalam wadah atau tutup kedap udara untuk proses fermentasinya. Sebagai activator atau zat yang berfungsi untuk mempercepat proses fermentasi, digunakan gula tebu atau gula merah. Proses pembuatan pupuk bokashi sangat mudah dan juga relatif lebih cepat, hanya butuh waktu sekitar dua minggu untuk membuat pupuk ini, sehingga saat ini pupuk bokashi banyak menjadi pilihan petani dalam menggunakan pupuk organik. 

Karena terbuat dari material organik, pupuk bokashi juga mampu menjadi penyedia hara bagi tanaman sekaligus mempertahankan kesuburan tanah. Lahan pertanian yang dipupuk dengan bokashi menjadi lebih gembur sehingga pertumbuhan akar tanaman tidak terganggu, ini dapat merangsang pertumbuhan bagian tanaman lainnya sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas tanaman dan menghasilkan produk pertanian organik yang tenunya aman untuk dikonsumsi.

  1. Pupuk organik buatan.

Terus meningkatnya permintaan akan pupuk organik, membuat banyak orang yang kemudian menciptakan pupuk organik buatan yang fungsinya nyaris sama dengan pupuk organik alami. Dengan memanfaatkan teknologi, bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan dapat diproses secara cepat menjadi pupuk organik buatan. Pupuk organik jenis ini biasanya diproduksi di pabrik dengan menggunakan peralatan modern yang berfungsi mempercepat proses fermentasi dan dekomposisi.

Selain lebih praktis, pupuk organik buatan lebih cepat bereaksi pada tanaman, karena kandungan unsurhara  makro dan mikronya sudah diatur sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun karena pupuk jenis ini diproduksi di pabrik, harganya jadi relative lebih tinggi.  Penggunaan pupuk organik buatan sesuai dosis yang dianjurkan, akan sangat bermanfaat bagi peningkatan produktivitas usaha tani .

Pupuk organik buatan juga memiliki manfaat seperti pupuk organik alami, karena memang berbahan dasar material organik yang tidak menimbulkan efek samping bagi tanaman maupun lingkungan. Beberapa manfaat pupuk organik buatan antara lain : meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman, meningkatkan produktivitas tanaman, merangsang pertumbuhan akar, batang, dan daun,  menggemburkan dan menyuburkan tanah.

Pada umumnya, pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman atau menyemprotkannya disekitar tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.

Manfaat penggunaan pupuk organik.

Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian yang digunakan secara terus menerus akan menurun produktivitasnya dan akan mengalami degradasi lahan. Sebagaimana kita tau, bahwa kandungan unsure hara dalam tanah memiliki keteratasan sehingga perlu terus diperbaharui engan memberikan stimulant yang dapat merangsang terbentuknya unsur hara baru. Salah satu stimulant yang paling efektif untuk mengembalikan kesuburan dan kandungan hara tanah, adalah dengan pemberian pupuk organik.  Penggunaan pupuk kimia memang akan bisa menyediakan unsur hara secara cepat, namun karena sifat kimiawinya, penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang akan berdampak pada matinya mikro organisme dalam tanah yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah.

Jadi langkah bijak yang harus dilakukan untuk menjaga kesuburan tanah adalah dengan menggunakan pupuk organik, karena pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Berbeda dengan pupuk kimia, penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang justru dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.  Selain ramah lingkungan dan mampu menjaga kesuburan tanah, penggunaan pupuk organic akan menghasilkan produk pertanian organic yang saat ini sangat dicari dan dibutuhkan konsumen.

Faktor keamanan pangan terutama dari kandungan unsur kimia berbahaya membuat konsumen saat lebih memilih produk-produk pangan organik dan untuk menghasilkan produk pertanian organik, penggunaan pupuk organik sudah merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Tujuan utama usaha pertanian adalah memang untuk meningkatkan produktivitas, namun juga harus tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan, karena lahan pertanian dan sumber daya alam lainnya, bukanlah warisan dari nenek moyang kita, tapi titipan dari anak cucu kita.

Menjadi tugas para penyuluh pertanian dan aparat pertanian lainnya untuk terus memberikan motivasi dan membangitkan kesadaran petani untuk selalu menggunakan bahan-bahan organik dalam melaksanakan usaha tani mereka. Sudah terbukti, bahwa penggunaan bahan organik dalam usaha pertanian mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan yang lebih penting lagi ramah bagi lingkungan serta produk yang dihasilkan dijamin aman untuk dikonsumsi.

*) Kasie Layanan Informasi dan Media komunikasi Publik pada Dinas Kominfo Kabupaten Aceh Tengah, Peminat Bidang Pertanian.