:
Oleh MC PROV ACEH, Minggu, 4 Oktober 2020 | 21:24 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 868
Karimun, InfoPublik - Kapal itu ditambatkan di atas belasan airbag atau balon panjang. Diikat pada tiga wing penarik kapal yang berjejer di arah belakang. Satu wing berfungsi sebagai penarik, dua lainnya sebagai penahan laju kapal.
Kapal berbadan besar dengan cat dominan putih kombinasi biru dan kuning itu adalah Fery Roro milik masyarakat Aceh yang dinamai KMP Aceh Hebat 1. Pada Sabtu (3/10/2020), kapal 1.300 GT tersebut dilaunching, dilepas dari galangan ke laut. Tahapan pembuatan selanjutnya bukan lagi di daratan, melainkan di laut.
Proses penarikan kapal dari galangan di darat ke atas balon tersebut memakan waktu lebih dari sehari. Jaraknya (penarikan) sekitar 700 meter. Penarikan dilakukan sekitar tanggal 28 September beberapa waktu lalu, dimana prosesnya dilakukan secara hati-hati, untuk menjaga agar kapal bisa "terparkir" secara sempurna sampai kemudian dilaunching.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bersama direktur PT. Multi Ocean Shipyard (PT.MOS) memimpin langsung seremonial launching kapal tersebut. Mereka didampingi Sekda Aceh, Kepala BPKA, Inspektur Aceh dan Kadis Perhubungan Aceh.
Usai pemotongan pipa dan penekanan bel, wing menarik perlahan kapal hingga lepas dari balon-balon dan mendarat ke air. Selanjutnya, kapal itu sedikit berputar bernanuver di sekitar galangan. Sejak saat itu, seharusnya kapal telah siap layar, hanya menunggu penambahan maupun perbaikan beberapa komponen pendukung sebelum nanti dikirimkan ke Aceh.
Bagi masyarakat Aceh, kapal itu menjadi sejarah baru bahwa untuk saat ini hingga ke depan, Aceh punya kapal sendiri. “Aceh Hebat menjadi sejarah baru bagi Aceh. Selama ini Aceh belum pernah memiliki kapal yang dibangun sendiri,” kata Nova Iriansyah, Sabtu (3/10/2020).
“KMP Aceh Hebat ini kapal pertama yang dibangun sendiri dengan uang masyarakat Aceh. Ukurannya relatif besar dengan desain yang up-to-date,” lanjut Nova. “Menurut jadwal 30 November akan berlayar ke Aceh dan akan beroperasi sebagaimana seharusnya.”
Pembangunan KMP Aceh Hebat dimulai sekitar bulan Februari 2020. Pandemi covid-19 membuat kekhawatiran bahwa pembangunan transportasi laut tersebut akan terkendala. Namun perusahaan yang dipercaya mengerjakan proyek itu bisa menjamin pembangunan kapal tidak terganggu dan selesai tepat waktu.
Beruntung, posisi Tanjung Balai Karimun yang tak berdekatan dengan kawasan ramai pengunjung, pembuatan kapal itu selesai sesuai target, bahkan lebih cepat dari perencanaan awal. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, progres pembangunan KMP Aceh Hebat 1 sangatlah bagus.
“Meski pandemi Covid, alhamdulillah pembangunan kapal di sini tidak terkendala. Faktornya Karimun ini agak tertutup dan semua material pendukung untuk pembangunan kapal tersedia,” kata Junaidi.
Sementara Aceh Hebat 2 yang dibangun di Bangkalan Madura serta Aceh Hebat 3 di Tegal sedikit mengalami kendala. Faktor utama adalah susahnya mendapatkan material dan susahnya masuk kerja di tengah pandemi. Meski demikian, Junaidi yakin tenggat waktu penyelesaian kapal-kapal itu akan sesuai dengan target.
“Aceh Hebat 2 akan segera dilaunching, menyusul Aceh Hebat 3 di Tegal,” kata Junaidi.
Nova mengatakan Kinerja PT. MOS dinilai Nova sangat maksimal. Bagi dia, pembangunan kapal yang dilakukan tenaga kerja Indonesia menandakan warga Indonesia mampu mengerjakan pengerjaan secanggih apapun.
“Ini penanda bahwa kapal secanggih Aceh Hebat 1 bisa dibangun oleh tenaga Indonesia dan pemanfaatan juga untuk orang Indonesia khususnya orang Aceh,” kata Nova
Junaidi mengatakan ada beberapa tahapan lain sebelum nantinya kapal diantarkan ke Aceh. Di antaranya adalah melakukan beberapa uji seperti uji kecepatan kapal termasuk pengenalan kapal kepada crew sembari memfinalisasi berbagai dokumen pendukung untuk pelayaran.
“Crew utama akan dikenalkan semua komponen kapal seperti kapten dan navigator,” kata Junaidi.
KMP Aceh Hebat, ujar Junaidi didesain khusus oleh oleh tim Dishub Aceh dengan berkolaborasi dengan para konsultan dan pihak Kemenhub. Desain kapal disesuaikan dengan rute yang bakal dilalui. Misal saja KMP Aceh Hebat 1 untuk pelayaran ke Pulau Simeulue. Kapal ini didesain untuk bisa berlayar pada cuaca sedikit ekstrim dan menempuh jarak yang jauh.
Penempatan tatami atau tempat tidur pun lebih banyak. Sehingga penumpang bisa menikmati perjalanan ke Simeulue yang jaraknya 10 jam perjalanan laut. “Kapasitas kursi penumpang hanya 250 orang. Untuk kapasitas truk sekitar 24 unit. Kapal ini memang didesain lebih banyak penempatan tatami di dalamnya,” kata Junaidi.
Junaidi berharap, pemerintah pusat dalam hal ini Kemenhub bisa memberikan subsidi melalui APBN untuk operasional kapal khususnya KMP Aceh Hebat 1 dan KMP Aceh Hebat 3. Alasannya, kedua rute yang bakal dilalui yaitu Simeulue dan Pulau Banyak adalah rute perintis. Berbeda dengan Sabang yang merupakan rute komersial.
“Harapan kita dari Kemenhub bisa memberikan subsidi karena dua rute ini adalah rute perintis. Mudah-mudahan beberapa tahun ke depan bisa menjadi kedua rute ini bisa juga menjadi rute komersil,” kata Junaidi.(hms/TR)