Jelajah Temuan Makam Lawas Di Bukit Batang-Batang (1)

:


Oleh MC KAB SUMENEP, Sabtu, 11 April 2020 | 19:38 WIB - Redaktur: Kusnadi - 2K


Sumenep, InfoPublik  - Pekan ini, di Desa Batang-batang Daya, salah satu desa di Kecamatan Batang-batang, terdengar kabar ditemukannya area pemakaman kuno. Dari info awal yang beredar, makam-makam itu sempat tertimbun tanah.

Kompleks pusara itu terletak di area perbukitan. Bukit Pal namanya. Berada sekitar 100 meter di belakang bangunan SMPN 1 Batang-batang.

Sabtu (11/4/2020), kali pertama Media Center sampai di lokasi penemuan makam itu. Melewati pintu masuk sekolah menengah tersebut. Menyisir jalan setapak dengan disela sedikit tanjakan ringan, akhirnya sampailah di sebuah kompleks pemakaman.

Dilihat dari kondisinya, jelas area itu baru dibersihkan. Khususnya semak belukar, dan terdapat bekas-bekas galian. Nisan-nisan lama juga terlihat sudah tertata agak rapi. Sebelumnya terkubur akibat fenomena alam.

Di dekat makam-makam lawas itu terdapat beberapa makam dengan kijing masa kini, yakni yang biasa dijual di toko-toko kijing. Namun tidak terawat. Entah apa sebabnya.

“Ya, memang ada makam-makam yang baru dari model kijingnya. Tapi sudah tak lagi terawat,” kata seorang warga setempat yang juga tengah ada di lokasi.

Perempuan berkerudung pink yang awalnya asyik dengan ponselnya itu, akhirnya bisa diajak ngobrol sebentar. Sementara teman yang bersamanya juga sesekali menyelipkan informasi di sela ngobrol.

Sebelum sampai ke lokasi penemuan makam-makam kuna itu, di sisi-sisi jalan setapak juga banyak ditemui pemakaman umum. “Ya, itu memang makam warga-warga di sini,” kata seorang pemuda yang juga tengah di lokasi bersama teman-temannya.

Dari hasil bincang-bincang ringan dengan warga-warga yang menjadi teman ngobrol dadakan di sana, awal penemuan makam itu berdasar wangsit yang diterima warga setempat. Warga itu sempat merantau ke luar kota.

Wangsit itu lantas diperkuat dengan hasil terawang seseorang berkemampuan khusus. Laila namanya. Nama samaran. Laila seorang wanita indigo. Kabarnya ia bisa berkomunikasi dengan “yang gaib-gaib”.

Dari hasil kajian Komunitas Ngoser (Ngopi Sejarah), Sumenep Tempo Dulu (STD), dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumenep, bahan dasar jirat makam kuna di sana kebanyakan dari jenis batu kapur.

“Nisan-nisan itu dihiasi lambang dan ornamen makam yang khas. Bertuliskan huruf arab, namun kebanyakan sudah tidak begitu jelas,” kata Ja’far Shadiq, salah satu personel Ngoser yang juga turun ke lokasi

Beberapa nisan terlihat sudah dibersihkan. Di antara tulisan-tulisan itu yang menarik ialah angka-angka yang masih bisa terbaca dengan jelas.

Salah satu makam ada yang bertarikh 1382. Dari rangkaian tulisan sebelumnya, angka itu diduga tahun Hijriah. Karena tertulis bulan Syawal. Salah satu nama bulan dalam penanggalan Hijri.

Jika benar Hijriah, angka hasil konversinya, nisan itu bertahunkan 1963 Masehi.

“Hampir tidak ada nama tokoh yang bisa diidentifikasi pada prasasti di nisan tersebut. Di samping tulisannya yang sudah mulai aus, juga jiratnya yang kebanyakan sudah tidak utuh. Terkepras,” kata Hairil Anwar, dari TACB Sumenep.

Yang menarik lagi ialah gaya atau langgam beberapa makam di sana. Ada makam yang memiliki dinding yang berbentuk gunungan. Lengkap dengan simbol-simbolnya. Seperti simbol bulan sabit. Langgam tersebut khas Sumenep.

Dari penelusuran Media Center, struktur semacam itu agak mirip dengan struktur dan gaya makam kuna di beberapa kawasan di Sumenep. Seperti di kampung Batang (Ambunten), Glugur (Batuan), dan Balang (Rubaru). ( Han/Fer )