:
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Kamis, 20 Februari 2020 | 15:52 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 5K
Raja Ampat, InfoPublik - Kabupaten Raja Ampat tidak hanya memiliki keindahan bawah lautnya tetapi juga memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Perkebunan buah naga, misalnya menjadi salah satu potensi di sektor pertanian dan perkebunan uang bisa meningkatkan kesejahteraan bagi pengelolanya.
Hal ini dilakukan Keis Burdam, salah satu warga Kota Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat. Ditengah kesibukannya sebagai Aparatur Sipil Negara, Keis Burdam memanfaatkan waktu luang untuk membuka perkebunan buah naga. Upah dari jerih lelahnya, kini Keis Burdam tinggal menunggu pemburu buah yang mengantongi rupiah.
Perkebunan buah naga milik Keis Burdam tidak jauh dari Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat tepatnya di Jalan Waisai-Warsamdin dekat Perumahan Moko Kelurahan Bonkawir. Dari Kota Waisai di tempuh kurang lebih 15 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Kepada Jurnalis Media Center Raja Ampat, Rabu (19/02/2020), Kes Burdam menjelaskan usahanya. Dirintis sejak tahun 2014 dan pada saat itu termotivasi dari keluarga yang bekerja di Kalimantan dan membawa bibit ke Kota Sorong dan mencobanya di Raja Ampat
"Bibitnya dapat dari Kalimantan yang dibawa oleh saudara yang pernah kerja di Kalimantan dan tertarik untuk mencoba di sini," ujarnya
Berkat motivasi dan niat tersebut, Kes Burdam mengubah 1,5 Ha tanah menjadi usaha perkebunan buah naga dan menghasilkan rejeki luar biasa. Setiap hari Keis Burdam mengantongi rupiah antara Rp500.000 hingga Rp1.000.000, jika ada event di raja Ampat maka akan lebih hingga dari 1 juta rupiah.
Keis Burdam berharap keluarga dan masyarakat lainnya meniru apa yang dilakukannya, khususnya masyarakat Raja Ampat untuk meningkat ekonomi rumah tangga.
"Makanya saya harus bekerja dan berhasil karena akan menjadi tolak ukur bagi saudara dan keluarga saya.. Maka itu kunci adalah karena harus tekun, harus sabar dan harus rajin. Konsep ini dilakukan maka kita akan berhasil. Dan saudaran saudara juga juga yang lain mulai termotivasi," ujarnya
Keis Burdam termasuk lima besar pelaku usaha di Papua dan Papua Barat. Sebagai orang Papua yang berusaha kerja mandiri, tanpa harus belajar sana sini dalam membudidayakan kebun buah naga ini
"Saya masuk lima besar di Papua dan Papua Barat sebagai klafikasi orang Papua yang berusaha kerja mandiri tanpa harus belajar kemana mana. Dengan ide sendiri sudah mampu melakukan pekerjaan sendiri, dimana pekerjaan ini selalu dikatakan pekerjaan suku lain," terangnya.
Saya pun menjaga mutu dari usaha buah naga ini, hingga para konsumen itu merasa nyaman dan puas. Saat makan hasil yang ada dengan cita rasanya. Usaha kebun buah naga ini juga dibantu sama keluarga dan juga saudara.
Ada harapannya, dengan adanya usaha ini dapat meringankan beban saudara saudara. Dimana bisa membantu orang sudah sangat senang dan terimakasih, itu sudah membanggakan dan mencukupi kebutuhan keluarga terutama biaya pendidikan anak.
Ia meminta pemerintah khususnya dinas pertanian, agar dapat memberikan perhatian dan juga bantuan terhadap pelaku usaha lokal ini.
"Saya berharap dari pemerintah terutama dinas pertanian, agar memberikan perhatian dan dukungan terhadap kami. Sehingga dengan mudah dapat mensuplai hasil panen buah naga ini tetap pada konsumen,” ujarnya. (Imha Alawohit/Ptr/MC Raja Ampat).