BNPB Minta Semua Bersinergi dalam Upaya Mitigasi dan Kesiapsiagaan Bencana

: Kepala BNPB Suharyanto memberikan arahan terkait penanggulangan bencana yang harus segera dilakukan dalam forum Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Petungkriyono/ dok. BNPB.


Oleh Jhon Rico, Kamis, 23 Januari 2025 | 20:09 WIB - Redaktur: Untung S - 437


Jakarta, InfoPublik - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyoroti wilayah Jawa Tengah yang telah masuk dalam siaga darurat bencana hidrometeorologi basah.

"Menurut data per Rabu (22/1/2025), ada lima wilayah di Jawa Tengah yang terdampak bencana seperti Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang dan Kabupaten Demak," kata Suharyanto dalam keteranganya, Kamis (23/1/2025).

Selain korban jiwa, bencana tersebut juga telah menimbulkan kerusakan infrastruktur hingga mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.

Oleh sebab itu, Kepala BNPB meminta kepada seluruh perangkat pemerintah daerah, dunia usaha, media massa, komunitas dan masyarakat dapat bersinergi dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan.

Menurut Suharyanto, dengan sinergi yang kuat, maka bencana dapat dicegah atau paling minimal dapat dikurangi dampaknya.

Sebaliknya, jika hal itu tidak terwujud, maka bencana dapat terjadi dan berdampak kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.

“Ingat ya. Jawa Tengah sudah ada lima terkena bencana hidrometeorologi,” jelas Suharyanto.

"Penanganan bencana ini harus terpadu antara pemerintah, baik pusat, daerah, pemerintah provinsi, juga dunia usaha, komunitas, media massa dan masyarakat itu sendiri,” pungkas Suharyanto.

Korban Banjir dan Tanah Longsor Pekalongan

Menurut hasil kaji cepat per Rabu (22/1/2025), jumlah korban meninggal dunia akibat tanah longsor di Kabupaten Pekalongan menjadi 21 orang.

Di samping itu, masih ada 5 orang dalam pencarian, 13 orang luka dan mendapat rujukan, 2 luka ringan serta kurang lebih 159 orang mengungsi.

Selain penemuan korban jiwa dalam kondisi meninggal dunia, pengurangan jumlah korban hilang tersebut juga dikarenakan nama tersebut telah ditemukan dalam kondisi hidup dan bukan menjadi bagian dari korban yang terdampak runtuhan material. Hal itu sebagaimana yang telah dikonfirmasi petugas Posko Antemortem melalui kepala desa.

Banjir dan tanah longsor juga menyebabkan 27 rumah rusak berat, 5 jembatan rusak, 3 akses jalan tergenang, tanggul jebol dan 3 kendaraan rusak berat.

Sebagai upaya penanganan darurat bencana, Pemerintah Kabupaten Pekalongan telah menetapkan status tanggap darurat selama dua pekan.

Melalui penetapan status tersebut, beberapa unsur dari pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten dan lainnya memberikan dukungan sumber daya dan hal lain yang dibutuhkan.

BNPB sendiri telah memberikan bantuan penanganan darurat bencana senilai Rp 289.500.000 dengan rincian Dana Siap Pakai (DSP) operasional Rp.200 juta, sembako 200 paket dan makanan siap saji 100 paket.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 3 Februari 2025 | 22:45 WIB
Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Korban Banjir Bandang di Bima
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 2 Februari 2025 | 08:52 WIB
Kepala BNPB Rumuskan Solusi Jangka Panjang Atasi Banjir di Kalbar
  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 30 Januari 2025 | 21:36 WIB
BNPB Dukung Percepatan Penanganan Bansor di Kabupaten Mamuju
  • Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
  • Kamis, 30 Januari 2025 | 19:03 WIB
Pj Gubernur Kalbar Sambut Kedatangan Kepala BNPB
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Kamis, 30 Januari 2025 | 19:51 WIB
Bupati Indramayu Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Banjir Rob