Korban Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Khusyuk Ikuti Misa Ekaristi di Pengungsian

: Ratusan pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki- laki mengikuti ibadah Misa di Pos Lapangan Pengungsian Eputobi di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (24/11/2024)/ Agus Siswanto InfoPublik.


Oleh Jhon Rico, Senin, 25 November 2024 | 10:04 WIB - Redaktur: Untung S - 78


Larantuka, InfoPublik – Ratusan korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengikuti ibadah Misa Ekaristi dengan khusyuk pada Minggu (24/11/2024).

Ibadah yang digelar di Pos Lapangan (Poslap) Pengungsian Eputobi itu dipimpin oleh Romo Ben Koban, seorang imam yang juga menjadi korban terdampak akibat bencana itu.

Sejak erupsi pertama terjadi, ini merupakan kali ketiga ibadah Misa diadakan di lokasi pengungsian tersebut. Menurut Romo Ben, pelayanan rohani bagi para pengungsi menjadi hal yang penting di tengah situasi darurat.

“Kita berharap, meski umat berada di tempat pengungsian, kehidupan rohani tetap terlayani,” ujar Romo Ben usai memimpin Misa.

Dalam khotbahnya, Romo Ben menegaskan bahwa Yesus adalah raja semesta alam yang memimpin umat manusia melalui kasih dan kebaikan.

“Dalam situasi sulit sekalipun, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Kristus adalah raja yang menguatkan umat, bahkan di tengah keterbatasan di pengungsian,” ujar Romo Ben.

Ia juga mengingatkan para pengungsi untuk tetap mengikuti ajaran kasih Yesus, saling mengasihi, serta mematuhi imbauan pemerintah dan petugas lapangan.

“Menjaga kesehatan dan situasi rohani menjadi sangat penting agar harapan dan cita-cita kita bisa terwujud,” tambahnya.

Karena masa tanggap darurat bencana berlaku hingga 31 Desember 2024, perayaan Natal oleh para pengungsi dipastikan berlangsung di pos-pos pengungsian. Romo Ben memastikan bahwa pelayanan liturgi, termasuk Misa Natal, akan diselenggarakan di setiap wilayah pengungsian.

“Meskipun umat merayakan Natal di tempat pengungsian, liturgi akan tetap berjalan sebagaimana mestinya,” jelasnya.

Osin, salah seorang pengungsi asal Desa Hewa, Kecamatan Wulanggitang, menyampaikan rasa syukurnya meski harus beribadah di pos pengungsian.

“Sudah tiga minggu saya di sini. Setiap minggu saya mengikuti Misa di tempat ini. Meski biasanya beribadah di gereja, saya tetap bersyukur bisa beribadah walau dalam kondisi berbeda,” ungkap ibu satu anak ini.

Osin juga mengapresiasi pemenuhan kebutuhan dasar di pos pengungsian, meski masih ada kekurangan, terutama dalam hal pasokan air bersih.

“Harapan kami untuk Pemerintah Flores Timur, tolong perhatikan kebutuhan air bersih kami di Pos Pengungsian Eputobi ini,” pintanya.

Ibadah Misa Ekaristi yang dipimpin Romo Ben memberikan harapan dan penguatan rohani bagi para pengungsi. Meski berada dalam situasi sulit, para pengungsi tetap menjalani hidup dengan penuh rasa syukur dan optimisme, sembari menantikan Natal dengan sukacita di tengah keterbatasan.

Dengan perhatian pemerintah dan dukungan masyarakat, diharapkan kebutuhan para pengungsi, termasuk air bersih dan sarana ibadah, dapat terpenuhi demi menjaga semangat dan keteguhan iman mereka.

Hingga 23 November 2024 pukul 20:00 WITA, tercatat total 13.240 jiwa terdampak akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang mengungsi. Dari jumlah tersebut, 5.607 jiwa mengungsi di pos lapangan yang tersebar di enam lokasi, sementara 7.363 jiwa lainnya mengungsi secara mandiri di rumah keluarga atau kerabat.

Bencana itu juga mengakibatkan sembilan korban meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dan sedang dirawat di RSUD Larantuka.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Senin, 25 November 2024 | 10:06 WIB
Kepala BNPB Dampingi Menko PMK Pantau Penanganan Korban Erupsi Lewotobi
  • Oleh Jhon Rico
  • Minggu, 24 November 2024 | 11:11 WIB
Polisi Pastikan Situasi Aman di Seluruh Posko Pengungsian Erupsi Lewotobi