- Oleh Jhon Rico
- Kamis, 28 November 2024 | 07:15 WIB
: Kapolres Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP I Nyoman Putra Sandita di Posko Pengungsian Desa Bokang Wolomatang, Flores Timur NTT, pada Sabtu (23/11/2024)/ Agus Siswanto InfoPublik.
Larantuka, InfoPublik – Kapolres Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP I Nyoman Putra Sandita, memastikan bahwa situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di seluruh posko pengungsian akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tetap aman dan kondusif.
Hal itu disampaikan oleh AKBP I Nyoman saat berkunjung ke Posko Pengungsian Desa Bokang Wolomatang, Flores Timur, pada Sabtu (23/11/2024).
Menurut AKBP I Nyoman, saat ini terdapat sekitar 365 personel gabungan dari TNI dan Polri, yang berasal dari berbagai Polda, ditempatkan di enam posko pengungsian di wilayah terdampak erupsi. “Sampai saat ini, kondisi di posko pengungsian aman dan kondusif,” ujar AKBP I Nyoman kepada InfoPublik.
AKBP I Nyoman menjelaskan bahwa personel TNI dan Polri terus menjaga keamanan di posko pengungsian serta di sekitar lokasi terdampak bencana erupsi. Mereka akan tetap berada di posko pengungsian hingga situasi keamanan pulih sepenuhnya.
"Personel juga kami siagakan untuk menjaga jalur-jalur rawan area terdampak untuk mengantisipasi warga yang lalu lalang mengingat status Gunung Lewotobi Laki-Laki,"jelasnya.
Menurut Kapolres Flores Timur, warga desa korban terdampak erupsi masih banyak yang sering bolak balik ke rumahnya untuk mengambil barang-barang pribadi hingga memberi makan ternak serta hewan peliharaan.
Karena itu pihaknya menerapkan koordinasi dan sinergi yang erat dengan seluruh stakeholders terkait, guna mengantisipasi hal-hal darurat serta menjamin kamtibmas lebih terjada.
Beberapa Polda yang mengirimkan personelnya untuk membantu situasi di Flores Timur termasuk Polda NTB, Polda Bali, dan Polda Jatim, sedangkan Polda Jawa Tengah diperbantukan di wilayah Sikka. Selain menjaga keamanan, setiap Polda juga membawa berbagai peralatan pendukung, seperti mobil water treatment untuk distribusi air bersih kepada warga yang terdampak erupsi.
Untuk memperlancar distribusi logistik, Baharkam Polri juga menyiagakan dua kapal bantuan.
“Personel kami bekerja sama dengan TNI, Pemerintah Daerah, BNPB, dan BPBD dalam berbagai kegiatan, termasuk patroli gabungan dan memberikan himbauan kepada masyarakat terkait keselamatan,” tambah AKBP I Nyoman.
Salah satu hal yang perlu diantisipasi adalah masyarakat yang masih berusaha kembali ke kebun mereka. Mengingat mayoritas warga Flores Timur adalah petani, ada kekhawatiran mereka akan kembali bekerja di ladang meskipun kondisi gunung masih berbahaya. Oleh karena itu, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki zona merah yang memiliki radius 7 km dari pusat erupsi, serta sektor 9 km di arah Barat Daya dan Barat Laut.
Di sisi lain, AKBP I Nyoman mengingatkan agar masyarakat di posko pengungsian tetap saling menjaga satu sama lain untuk memastikan situasi tetap kondusif. Masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan di posko pengungsian diharapkan dapat bekerja sama dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya bantuan yang datang dari berbagai pihak, baik dari Flores Timur maupun dari luar wilayah NTT.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak dan koordinasi yang baik antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah, diharapkan kondisi keamanan dan situasi pengungsian tetap terjaga, sehingga warga yang terdampak erupsi dapat segera kembali ke kehidupan normal mereka.
Berdasarkan data per 22 November 2024 pukul 20.00 WITA, total pengungsi mencapai 12.962 jiwa, yang tersebar di enam pos lapangan pengungsian. Rinciannya, sebanyak 5.599 jiwa mengungsi secara mandiri di rumah warga atau keluarga, sementara 7.363 jiwa mengungsi di posko pengungsian.