- Oleh Untung Sutomo
- Sabtu, 23 November 2024 | 09:26 WIB
: Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Lukmansyah meninjau dan memberikan bantuan logistik serta mengimbau agar warga tidak lagi mengungsi mandiri di kebun- kebun yang ada di Desa Pululera, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur/ dok. BNPB.
Jakarta, InfoPublik – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat peningkatan jumlah pengungsi yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, per Sabtu (9/11/2024). Sebanyak 11.445 warga telah mengungsi akibat aktivitas vulkanik yang semakin meningkat.
Peningkatan jumlah pengungsi disebabkan oleh tingginya aktivitas erupsi dalam beberapa hari terakhir. Zona rekomendasi sektoral kini diperluas hingga 9 kilometer ke arah barat daya dan barat laut. Para pengungsi tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.
Di Kabupaten Flores Timur, para pengungsi tersebar di tujuh kecamatan, dengan rincian sebagai berikut:
Sementara di Kabupaten Sikka, jumlah pengungsi mencapai 3.564 jiwa.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, ditugaskan untuk mengkoordinasikan penanganan langsung di Flores Timur. Menurutnya, kondisi di pos pengungsian besar telah membaik.
"Kebutuhan pokok seperti makanan siap untuk satu minggu ke depan di setiap pos pengungsian telah terpenuhi secara berkelanjutan," ujarnya dalam keterangannya, Senin (11/11/2024).
Program dukungan psikososial telah dilaksanakan untuk menghibur para pengungsi, dan kegiatan belajar mengajar direncanakan akan dimulai kembali pada hari Senin. "Kami tengah mempersiapkan sarana prasarana serta tenaga pengajar untuk mendukung proses pembelajaran," tambah Lukmansyah.
Lukmansyah telah meninjau beberapa pengungsi yang memilih untuk mengungsi mandiri di area perkebunan dan menyambangi warga yang belum bergabung di pos pengungsian. "Kami akan menyisir pengungsi di kebun-kebun dan memberikan bantuan, sambil mengimbau mereka untuk segera bergabung dengan pos pengungsian terpusat," jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya warga untuk menempati lokasi pengungsian yang telah disiapkan, guna memastikan kebutuhan dasar mereka terpenuhi secara optimal.
Pemerintah berencana memindahkan dua pos pengungsian di Desa Hikong dan Desa Kringa karena terkena hujan abu, meskipun lokasi tersebut berada di luar radius aman yang ditetapkan oleh PVMBG. "Pos pengungsian di Hikong dan Kringa akan digeser ke Flores Timur di kampung Kanada. Hal ini dilakukan agar pengungsi tidak lagi terganggu oleh hujan pasir dan debu," kata Lukmansyah.
Pemindahan akan dilakukan dengan menggunakan bus yang disediakan oleh pemerintah daerah, sementara barang-barang akan diangkut menggunakan truk.
BNPB mendorong peningkatan berbagai fasilitas untuk para pengungsi, seperti kelistrikan dan layanan kesehatan. "Kami telah menghubungi PLN untuk meningkatkan daya listrik dan menyediakan genset di pos pengungsian. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menambah obat-obatan, khususnya sirup untuk anak-anak," pungkas Lukmansyah.