: Ilustrasi peta kawasan rawan bencana di Kabupaten Garut. Foto: esdm.go.id
Oleh Eko Budiono, Minggu, 28 April 2024 | 12:55 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 306
Jakarta, InfoPublik - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan, gempa magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km Barat Daya di Kabupaten Garut pada Sabtu (27/4/2024), tidak berpotensi memicu terjadinya gelombang tsunami, dan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard). baik berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah maupun likuefaksi.
Hal tersebut disampaika Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Minggu (28/4/2024).
"Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara,"lanjut Wafid.
Mengenai penyebab gempa, kata Wafid, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), United States Geological Survey (USGS Amerika Serikat dan German Research Centre for Geosciences (GFZ) Jerman, maka kejadian gempa bumi itu diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/ subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.
"Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," ujat Wafid.
Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan/ informasi dari petugas Badan Penanggulanhan Bencana Daerah (BPBD ) setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meski kejadian gempa bumi itu diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.
"Oleh karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural. Bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan dengan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," pungkas Wafid.
Sebelumnya, BMKG menginformasikan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km Barat Daya di Kabulaten Garut pada Sabtu (27/4/2024) pukul 23:29:47 WIB.