- Oleh Jhon Rico
- Selasa, 24 Desember 2024 | 18:43 WIB
: Kondisi banjir kab Buton Utara, Kamis (6/7/2024)/ dok. BPBD Kab Buton Utara.
Jakarta, InfoPublik - Penanganan darurat dan evakuasi warga terdampak banjir di Sulawesi Tenggara dilakukan oleh pemerintah daerah dan relawan dengan koordinasi yang intensif antarlembaga seperti BPBD, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait.
Upaya ini meliputi penyediaan bantuan logistik seperti makanan, air bersih, dan pakaian, serta kebutuhan medis yang mendesak seperti obat-obatan dan tenaga medis.
"Pemerintah pusat juga terlibat aktif dalam mendukung upaya pemulihan daerah-daerah yang terkena dampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keteranganya, Sabtu (6/7/2024).
Awal Juli 2024, Provinsi Sulawesi Tenggara diliputi bencana banjir yang melanda tiga kabupaten secara simultan, yakni Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BNPB pada Kamis (4/7/2024), kejadian ini dipicu oleh hujan deras dengan curah tinggi yang menyebabkan sungai-sungai di wilayah tersebut meluap.
Luapan sungai- sungai itu mengakibatkan banjir yang merusak pemukiman warga serta infrastruktur penting di sepanjang aliran sungai.
Di Kabupaten Buton Utara, banjir yang terjadi pada Rabu, (3/7/2024), menghantam beberapa kecamatan seperti Kambowa dan Kulisusu Barat. Sebanyak 1.670 jiwa atau sekitar 432 kepala keluarga terdampak.
Desa-desa seperti Morindino, Baluara, dan Pongkowulu di Kecamatan Kambowa serta Lapandewa dan Lambale di Kecamatan Kulisusu Barat menjadi pusat perhatian evakuasi dan bantuan kemanusiaan.
Kerugian material jalan poros dan talud sungai mengalami kerusakan parah, menghambat akses dan menambah kesulitan bagi warga yang harus menghadapi kondisi pasca-banjir.
Sementara itu, di Kabupaten Muna Barat, luapan Sungai Tiworo yang terjadi pada Kamis, (4/7/2024) menyebabkan 241 jiwa terdampak, dan sebanyak 34 Jiwa mengungsi.
Desa-desa seperti Lasama, Laworo, dan Waumere di Kecamatan Tiworo Kepulauan serta Lakalamba di Kecamatan Sawerigadi menjadi fokus utama evakuasi dan penanganan darurat.
Selain kerugian jiwa, bencana ini juga merusak infrastruktur dengan satu unit mushola terdampak serta 20 hektar lahan pertanian yang tergenang air.
Di sisi lain, Kabupaten Konawe Selatan juga menghadapi situasi serupa ketika hujan deras yang mengguyur pada Rabu, (3/7/2024). Hal ini menyebabkan luapan Kali Sena di Desa Awunio, Kecamatan Kolono.
Banjir setinggi 20 hingga 50 sentimeter mengakibatkan sebanyak 135 keluarga terdampak dan kerugian material 40 rumah terdampak banjir.
BPBD Kabupaten Konawe Selatan segera merespons dengan melakukan asesmen dan memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
Status banjir di ketiga kabupaten yang terdampak, Buton Utara, Muna Barat, dan Konawe Selatan telah menunjukkan tanda-tanda surut.
Pihak berwenang dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga telah melakukan upaya evakuasi, penanganan darurat, dan pemantauan terhadap kondisi banjir.
Meskipun demikian, proses pemulihan dan rekonstruksi masih dalam tahap awal, karena banyak infrastruktur yang perlu diperbaiki dan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.
Antisipasi terjadi banjir susulan, BNPB menghimbau pemerintah daerah segera meningkatkan sistem peringatan dini untuk memonitor kondisi cuaca dan tinggi permukaan air sungai secara lebih efektif.
Hal ini diharapkan dapat memberi waktu lebih untuk evakuasi dan persiapan darurat pada masa yang akan datang.
Selain itu, penyediaan tempat pengungsian yang aman dan nyaman juga menjadi prioritas, dengan menyiapkan tenda-tenda darurat serta peralatan kesehatan yang dibutuhkan.
Penguatan infrastruktur pengendalian banjir, seperti perbaikan tanggul dan sistem drainase, menjadi langkah esensial untuk mengurangi risiko banjir di masa depan.
Pemerintah daerah juga meningkatkan edukasi masyarakat tentang bahaya banjir dan langkah-langkah yang harus diambil dalam situasi darurat, melalui program penyuluhan dan simulasi bencana.