Hampir 80 Persen Bencana di Indonesia Terkait Hidroklimatologi

:


Oleh Putri, Sabtu, 20 April 2019 | 10:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 594


Jakarta, InfoPublik - Bencana yang berkaitan dengan hidroklimatologi itu adalah bencana karena adanya prediksi yang bisa dimanfaatkan untuk antisipasi risiko dengan baik. Hampir 80 persen bencana di Indonesia terkait hidroklimatologi.

Hal tersebut dikatakan Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Achmad Yurianto saat temu media Kamis (18/4). Ia juga mengatakan tidak seperti bencana gempa besar yang terjadi tiba-tiba seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, kekeringan, angin puting beliung, dan gelombang pasang/badai.

“Maka, hidroklimatologi adalah langkah awal bagaimana terjadinya risiko pada manusia akibat gempa. Hidroklimatologi membuat kesiapsiagaan manusia mengurangi risiko. Karena itu yang menggugurkan definisi bencana adalah tidak adanya korban jiwa,” ucap dr. Yuri.

Kemenkes berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai kerawanan bencana. Bencana yang berkaitan dengan hidroklimatologi akan menjadi lebih parah ketika ada ulah manusia yang merusak alam.

dr. Yuri mencontohkan pada bencana banjir bandang di Bangka Belitung pada 5 Februari 2019. Penyebabnya karena ada pergeseran struktur tanah akibat pengerukan timah. Ini bukan masalah cuacanya, ini ulah manusia.

“Kalau kita meyakini ini (bencana diakibatkan juga oleh manusia) maka pencegahan terjadinya risiko akibat ulah manusia bisa dilakukan. Hidroklimatologi harus dijadikan sebagai early warning system untuk mengelola bencana,” kata dr. Yuri.