:
Oleh H. A. Azwar, Kamis, 8 Desember 2016 | 09:16 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 920
Jakarta, InfoPublik - Gubernur Aceh menetapkan status Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen selama 14 hari (7-20 Desember 2016), untuk memudahkan penanganan dan akses menggunakan potensi sumber daya yang ada.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menginformasikan status Tanggap Darurat Bencana ditetapkan melalui surat Nomor 39/PER/2016. Jumlah korban dan kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 6,5 SR yang terjadi pada Rabu (7/12), terus bertambah.
Data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Rabu (7/12) pukul 15.00 WIB, menyebutkan korban meninggal berjumlah 94 jiwa, (Pidie Jaya 91, Bireuen 2, Pidie 1), sedangkan luka berat berjumlah 128 jiwa (Pidie Jaya 125, Bireuen 3), luka ringan 489 jiwa (Pidie Jaya 411, Bireuen 78).
Sebagian korban luka-luka dirujuk ke rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli. Pos dibuka di RSUD ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat terkait dengan korban yang dirawat.
Hasil kaji cepat kerusakan akibat dampak gempa ini menyebutkan 161 rumah rusak berat (Pidie 86, Bireuen 35, Pidie 40) dan 105 ruko di Pidie Jaya serta bangunan publik lain, seperti 14 masjid, 1 sekolah dan 1 kesehatan.
Tiga eskavator telah dikerahkan di Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya mulai dari pagi tadi dan beberapa alat berat telah dikerahkan untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan. BPBD setempat dibantu TNI, Polri, dinas-dinas terkait, relawan terus melakukan pencarian dan evakuasi. Sekitar 740 personel TNI berada di lokasi terdampak untuk membantu aktivitas tanggap darurat. BPBD sekitar memberikan dukungan personel untuk membantu tangggap darurat di Pidie Jaya.
Untuk membantu tenaga medis menangani korban gempa maka telah dikirim tenaga medis dan obat-obatan dari daerah-daerah sekitar Pidie Jaya.
Pengiriman tim medis dari RS Muhammadiyah Lhoksumawe pada Rabu (7/12) siang ini telah diberangkatkan dengan 6 personil untuk memberikan pelayanan medis dan melakukan Rapid Health Assessment (RHA). Sedangkan tim medis dari RS Muhammadiyah Medan segera diberangkatkan dengan kekuatan 6 personel; 1 dokter, 2 perawat dan 3 relawan.