Pemprov Sulteng Harapkan KTT ASEAN Bahas soal Pangan

:


Oleh Eko Budiono, Rabu, 3 Mei 2023 | 22:23 WIB - Redaktur: Untung S - 262


Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), mengharapkan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang akan berlangsung di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 10-11 Mei 2023, membahas masalah pangan supaya dapat mendorong pengembangan sektor pertanian daerah.

"Sulteng salah satu daerah penyangga pangan nasional. Pada 2022 daerah ini berada di urutan sembilan nasional surplus beras sebanyak 0,08 juta ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng, Nelson Metubun, melalui keterangan tertulisnya, seperti dilansir ANTARA, Rabu (3/5/2023).

Nelson menegaskan, Sulteng memiliki luas lahan sekitar 140.100 sawah dan 23,27 persen atau 32.600 hektare, di antaranya berada di Parigi Moutong, dan hingga kini lahan-lahan pertanian tersebut masih sangat produktif.

Oleh karena itu, menurutnya, KTT ASEAN sangat strategis membahas isu-isu strategis, tidak terkecuali masalah pangan, karena menyangkut kebutuhan orang banyak.

"Kami berharap pada KTT nanti isu pangan dan pertanian dapat menjadi pembicaraan serius oleh masing-masing perwakilan negara supaya ada pembanding untuk peningkatan sektor pertanian dalam negeri ke depan," ujar Nelson.

Nelson mengatakan, saat ini pertanian terus melakukan transformasi dari segi metode pengolahan lahan hingga pada teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai upaya pemerintah mendorong peningkatan produksi.

Kementerian Pertanian saat ini telah melakukan berbagai terobosan program percepatan peningkatan produksi dan pemberdayaan petani, seperti program Indeks Pertanaman 400 (IP400) yang kini telah diterapkan oleh petani di Sulteng.

Pada program ini, Pemprov Sulteng mengembangkan IP400 di Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Poso, Donggala, dan Banggai dengan luas lahan sekitar 10 ribu hektare. Daerah-daerah yang menjadi sasaran program ini merupakan sentra produksi padi.

Pihaknya juga mengupayakan produktivitas panen padi berkisar di angka 5,1 sampai 5,5 ton gabah/hektare. Dari angka itu, dihasilkan 3 ton beras/hektare/panen, maka terdapat 120.000 ton beras/panen lewat program IP 400.

"Selain IP400, kami juga membangun pertanian berkelanjutan melalui perkampungan industri pangan atau food estate, begitu pun konsep pertanian cerdas atau smart farming sedang proses pengembangan, termasuk termasuk penyiapan kawasan pangan Nusantara untuk mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur," kata Nelson.

Logo KTT ke-42 ASEAN di Jakarta. Foto: ANTARA