Daya Saing Jadi Parameter Dalam Konsep Pembangunan Daerah

:


Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 3 Juli 2018 | 17:17 WIB - Redaktur: Tobari - 258


Surabaya, InfoPublik  - Daya saing atau competitiveness menjadi paramater penting dalam konsep pembangunan daerah yang berkelanjutan. Semakin tinggi daya saing suatu daerah, maka tingkat kesejahteraannya pun semakin tinggi.

Demikian sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim H Akhmad Sukardi saat membuka Diklat Kepemimpinan (Pim) II Angkatan XVII Tahun 2018 Provinsi Jatim di Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jatim, Selasa (3/7) pagi.

Menurut Akhmad Sukardi, suatu daerah akan memiliki reaksi yang berbeda dalam menyikapi dampak dan fenomena globalisasi. Ini sangat menentukan posisi tawar daerah dalam kancah persaingan global. Sehingga dalam hal ini, daya saing antar daerah juga menjadi ujung tombak peningkatan daya saing nasional.

Terkait dengan daya saing, ia menjelaskan, ASEAN Competitiveness Institute Lee Kuan Yew School of Public Policy NUS Singapore telah merilis analisis daya saing provinsi di Indonesia tahun 2016. 

Tujuannya adalah memberikan gambaran umum dan informasi dalam kemudahan melakukan bisnis di Indonesia pada masing-masing provinsi, serta melihat tantangan regional dan solusinya bagi daya saing Indonesia.

“Syukur alhamdulillah, berkat kerja keras dari semua pihak termasuk ASN Pemprov Jatim mendapatkan peringkat kedua daya saing terbaik di Indonesia,” ujarnya.

Untuk mengukur daya saing daerah terdapat 4 lingkungan utama, 12 sub lingkungan dan 103 indikator yang digunakan. Adapun keempat lingkungan utama antara lain kestabilan makro ekonomi, pemerintah dan pengaturan kelembagaan, kondisi tenaga kerja keuangan dan usaha, serta pengembangan infrastruktur dan kualitas hidup.

Sedangkan untuk predikat Ease Doing Business Peringkat ke-1 tahun 2017 kepada Jatim oleh Lee Kuan Yew Institute Singapura. Dengan peringkat tersebut dapat membuktikan bahwa kualitas pelayanan publik, keamanan, suasana kondusif dalam berbisnis di Jawa Timur sangat baik.

Sekdaprov Jatim berharap kepada peserta diklat sebagai agen perubahan dapat terus menciptakan inovasi guna menjawab tantangan global dan mampu menciptakan strategi yang membuahkan keunggulan kompetitif dan komparatif. 

Sebab melalui diklat ini, peserta bisa menghasilkan inovasi yang berdampak nyata terhadap peningkatan kinerja organisasi. 

“Bisa dibayangkan kalau peserta diklat ini membawa inovasi ke masing-masing instansinya, maka permasalahan-permasalahan yang ada bisa teratasi. Nantinya instansi kita akan makin maju,” Imbuhnya.

Kepala LAN RI Adi Suryanto mengatakan, situasi pembelajaran diklat itu membutuhkan suasana yang rileks tetapi serius. Karena kalau diklat terlalu serius, maka potensi yang dimiliki peserta tidak bisa keluar.

Dalam laporannya, Kepala Badan Diklat Prov. Jatim, A Mudjib Afan menjelaskan, peserta Diklat Pim II angkatan XVII diikuti sebanyak 60 orang selama 92 hari. Metode pembelajaran dilakukan secara klasikal dan non klasikal. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo/toeb)