:
Oleh MC Kota Sorong, Sabtu, 3 September 2016 | 06:01 WIB - Redaktur: Tobari - 2K
Sorong, InfoPublik - Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Sorong Julian Kelly Kambu, Jum’at (2/9), meninjau langsung pabrik pengolahan kopi Senang, yang berlokasi di Jalan Harapan Indah KPR PDAM km.10 Kota Sorong.
Peninjauan tersebut dilakukan berdasarkan informasi masyarakat, bahwa limbah pabrik kopi Senang memiliki zat yang membahayakan lingkungan.
Setelah tinjauan lapangan dan berkomunikasi langsung dengan Financial Manager Kopi Senang, Herlina dan Iwan Kurniawan, Kepala BLH Kota Sorong menilai bahwa proses produksi hingga pembuangan limbah pabrik kopi Senang yang sudah beroperasi sejak Januari 1985 ini telah memenuhi standar produksi.
"Kami sebagai penanggungjawab kebijakan pembangunan di bidang lingkungan mengucapkan terimakasih kepada pihak Kopi Senang yang berkomitmen mengelola pabrik kopi dengan berpedoman kepada mekanisme dan standar kerja lingkungan," ungkap Julian Kelly Kambu.
Standar kerja lingkungan yang dimaksud, yakni dari sisi kebersihan hingga proses pembakaran, dan gas buang pabrik.
"Proses pembakaran gas buang yang seharusnya dibuang begitu saja, tetapi masih diproses menjadi dalam proses pembakaran. Jadi yang dibakar ulang adalah asapnya dan yang keluar adalah uap, dan uap kopi ini tidak mengandung racun dan zat berbahaya karena prosesnya mengikuti standar bagaimana pengelolaan proses gas buang," jelasnya.
Menurutnya, kedepan pihak BLH akan mendorong pihak terkait agar perusahaan Kopi Senang menjadi salah satu Icon atau oleh-oleh ciri khas nya kota Sorong.
"Ini pabrik yang ramah lingkungan, nanti kami akan memberikan rekomendasi, walaupun skala lokal tetapi itu akan memberikan jaminan kepada pihak pengelola untuk kedepan apabila mereka mau tingkatkan menjadi ekspor ke luar negeri akan kita bantu lewat rekomendasi kami agar mendapatkan lisensi dan sertifikasi ekolabel," katanya.
Sementara itu, Financial Manager Kopi Senang, Herlina, mengaku bibit kopi yang diolah di pabrik Kopi Senang dikirimkan dari Sumatera dan Sulawesi, dimana produksi setiap harinya sekitar 5.000 bungkus.
Dari pengolahan bibit kopi sampai menjadi bubuk menggunakan mesin otomatis, nanti keluar dalam bentuk kemasan, kalau memasukkan ke dalam dos menggunakan sistem manual atau pekerja.
“Sekitar 10-20 karyawan diberdayakan, sedangkan untuk proses produksi dari mentah langsung ke jadi itu memakan waktu kurang lebih 5 jam," kata Herlina. (Kominfo Kota Sorong/toeb)