:
Oleh G. Suranto, Minggu, 13 Oktober 2019 | 20:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 867
Jakarta, InfoPublik - Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan Indonesia Quality Expo (IQE) 2019 di Java Supermall, Jl. Letjen MT Haryono No. 992-994, Semarang, Jawa Tengah, Jumat – Senin, 11 – 14 Oktober 2019. IQE 2019 diadakan sebagai ajang bagi para pemangku kepentingan di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian untuk bertukar informasi, berpromosi, maupun berdiskusi menetapkan strategi standardisasi dalam menghadapi perdagangan bebas.
Kepala BSN Bambang Prasetya menyampaikan, bahwa penyelenggaraan tahun ini, Semarang dipilih menjadi tuan rumah karena komitmen Provinsi Jawa Tengah terhadap penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). “Hal ini ditandai dengan diterimanya penghargaan Tokoh Standardisasi 2018 Kategori Kepala Daerah kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo,” kata Bambang Prasetya, seperti dikutif dalam rilis BSN Jakarta, Minggu (13/10).
Di sela-sela Pembukaan IQE 2019, Sabtu (12/10), Kepala BSN menyampaikan, semangat industri di Jawa Tengah dalam menerapkan SNI juga patut diapresiasi. Berdasarkan data yang dimiliki BSN, sampai dengan bulan September, terdapat 221 industri penerap SNI di Jawa Tengah. Mulai dari industri produk elektrik dan elektronika, makanan dan air mineral, mainan anak, pakaian bayi, baja, batik, dan sebagainya.
Tak kalah spesial, Jawa Tengah pun menjadi sentra role model penerapan SNI. Hingga saat ini, BSN telah membina 37 UMKM untuk menerapkan SNI di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, 14 UMKM sudah tersertifikasi SNI. BSN juga menganugerahkan penghargaan SNI Award pada beberapa organisasi dan industri di Jawa Tengah.
“Oleh karena itu, BSN berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Semarang khususnya, untuk menyukseskan IQE 2019. Ajang ini menjadi sarana yang bagus untuk mempromosikan SNI sebagai senjata menghadapi perdagangan bebas saat ini,” kata Bambang.
Pemerintah Kota Semarang pun menyambut baik IQE 2019 dengan berpartisipasi menampilkan 4 booth yang diisi 12 UMKM penghasil produk-produk unggulan daerah seperti Batik, craft, makanan, sepatu dan lain-lain.
IQE tahun ini, diikuti oleh 23 organisasi, dengan menempati total 74 booth pameran. Para peserta pameran terdiri dari industri, lembaga penilaian kesesuaian, pemerintah daerah dan perguruan tinggi. “Produk-produk ber-SNI dipamerkan dan juga layanan informasi seputar standardisasi dan penilaian kesesuaian. Masyarakat, pelaku usaha, semuanya bisa berkunjung ke IQE 2019 untuk mengupdate diri dengan perkembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian,” jelas Bambang.
Di pameran ini, BSN membuka booth yang menyediakan klinik standardisasi dan penilaian kesesuaian. Selain itu, BSN juga menampilkan produk-produk ber-SNI dari UMKM binaan BSN di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Ada Zie Batik (batik), Putri Laut (bandeng duri lunak), CV Alang-Alang Tumbuh Subur (abon ikan), Pelita Prima Jaya (bola sepak) dan Batik Allussan (batik).
Bambang pun mengapresiasi para pihak yang telah mendukung terselenggaranya IQE 2019, yaitu PT. Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kaltim, PT. Pertamina Standardization & Certification (PSC), PT. Siemens Indonesia, PT. Juara Bike (Selis), PT Volta Indonesia Semesta, PT Terang Dunia internusa (United), MDS & INK, PT Sucofindo, PT. Kencana Gemilang (miyako), PT. Krakatau Steel, PT. Sinar Harapan Plastik, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indomie), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, serta Majalah The Qualitiers (media partner).
IQE 2019 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti Lomba Mie Instan Ber-SNI, Lomba Karaoke, Lomba Akustik, Lomba Cerdas Tangkas, Lomba Random Play Dance, Talk Show Motivasi Kewirausahaan Berbasis Standardisasi di Era Millenial, Batik in Campus 2019, Talk Show UMKM, Live Musik dan pengundian grandprize.
Bambang berharap, ke depan IQE dapat terus berlanjut dan konsisten menjadi ajang untuk menyebarluaskan standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada masyarakat, industri, akademisi dan pemerintah. “Ke depan harus lebih besar lagi, menjangkau semua lapisan masyarakat, sehingga kesadaran akan pentingnya standardisasi dan penilaian kesesuaian meningkat. Semoga Semarang bisa menjadi inspirasi dan motivasi daerah lain untuk menggenjot penerapan SNI,” ungkapnya.