Kata BMKG, Ada Lima Fenomena Akhir 2022 hingga Awal 2023 yang Perlu Diwaspadai

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 28 Desember 2022 | 07:54 WIB - Redaktur: Untung S - 10K


Jakarta, InfoPublik - Bagi Anda yang ingin menikmati liburan pergantian tahun berhati-hatilah. Sebab, diperkirakan cuaca pada akhir tahun ini hingga awal tahun depan cuaca kurang bersahabat.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir 2022 ini hingga awal tahun depan akan ada potensi terjadinya cuaca ekstrem. Cuaca eksterm itu berupa hujan lebat, tingginya kecepatan angin, dan meningkatnya ketinggian gelombang air laut.

Peringatan itu merupakan kelanjutan dari peringatan yang pernah dikeluarkan BMKG pada Rabu (21/12/2022). "Rilis pada saat itu (21 Desember) karena kami mendeteksi minimal ada empat fenomena di atmosfer," kata Kepala BMKG Dwikoria Karnawati di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Empat fenomena atmosfer yang dimaksud Dwikora itu yakni aktivitas Monsun Asia, seruakan dingin Asia, pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah perairan selatan Indonesia, termasuk Madden Julian Oscillation (MJO). MJO adalah pergerakan awan-awan hujan di Samudera Hindia yang melintasi ekuator Samudera Hindia dari arah timur Afrika menuju ke Samudera Pasifik menyeberangi kepulauan Indonesia.

Keempat fenomena itu, kembali terdeteksi penambahan fenomena atmosfer lainnya hingga Selasa (27/12/2022).

"Sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang tentunya berpengaruh pada dinamika cuaca di Indonesia," kata dia.

Satu fenomena itu, menurut Dwikoria, itu adalah kemunculan bibit siklon tropis 95W yang berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua Barat, tepatnya di 8,8 derajat LU - 130,9 BT. Siklon tropis itu punya kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1.008 milibar.

Pencitraan satelit Himawari menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan selama enam jam terakhir, terutama di sebelah utara sistem bibit siklon tersebut. "Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia," ujar Dwikorita.

Namun kemunculan fenomena itu, hingga tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah dan semakin menjauhi Indonesia.

Menurut Dwikorita, masih ada indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin di sekitar Indonesia bagian selatan. Fenomena tersebut turut menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di wilayah Sumatra, Jawa, hingga Nusa Tenggara.

Potensi hujan lebat dengan intensitas signifikan selama periode 25 Desember 2022 - 1 Januari 2023 diperkirakan akan melanda wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Sementara wilayah Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua diperkirakan berpotensi hujang sedang hingga lebat.

Selain hujan lebat, menurut Dwikoria, aktivitas MJO juga perlu mendapat perhatian. Fenomena itu bergerak dari arah barat ke tengah dan timur sehingga berdampak pada bertambahnya awan-awan hujan. Selain itu, MJO disertai dengan gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial sehingga pertumbuhan awan hujan di Indonesia juga masih berpotensi ekstrem hingga 2 Januari 2023.

Peringatan BMKG itu menjadi catatan bagi kita agar tetap waspada.

(Pekerja berjalan dengan latar belakang awan mendung di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (27/12/2022). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan cuaca di Indonesia akan berpotensi terjadi hujan lebat pada periode 25 Desember 2022 - 1 Januari 2023 imbas dinamika atmosfer seperti peningkatan aktivitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.)