Menimbang Menggunakan Kompor Listrik

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Senin, 1 Agustus 2022 | 09:27 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kekhawatiran menyelimuti Mukroni. Ketua Koordinator Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara), khawatir stok LPG 3 kg akan langka di pasaran menyusul kenaikan harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg yang dilakukan PT Pertamina 10 Juli lalu.

Pertamina menaikkan harga jual Bright Gas 3 kg menjadi Rp58.000 per tabung, Bright Gas 5,5 kg Rp100.000 per tabung, Bright Gas atau Elpiji 12 kg Rp213.000 per tabung, dan EaseGas 14 kg Rp246.000 per tabung.

Dengan kenaikan yang cukup tinggi itu, Mukroni menduga, konsumen akan beramai-ramai menggunakan elpiji 5,5 kg dan 12 kg itu akan beralih ke LPG subsidi alias LPG tabung melon.

Kekhawatiran yang dialami Mukroni itu mestinya tak akan terjadi jika masyarakat menggunakan kompor listrik (induksi). Apalagi selama ini PLN sangat sudah memiliki program ini. Program ini dilakukan demi menciptakan kemandirian energi nasional.

“PLN sangat merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena lebih aman, mudah, dan efisien,” kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi, beberapa waktu lalu.

Pemanfaatan kompor induksi memiliki beragam keunggulan dan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat dan negara. Pertama, lebih praktis sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis.

Kompor ini, menurut Agung, bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat. Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman. Waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.

Kedua, lebih aman. Kompor ini tidak menimbulkan api dan asap sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil, selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

“Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman,” kata Agung.

Bagaimana dengan harganya? Harga listrik tanpa subsidi 1 kWh Rp 1.444,7. Sedangkan kebutuhan listrik per bulan sebesar 82 kWh. Artinya, biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp118.465.

“Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas,” ujar Agung.

Tak hanya pengguna, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi. Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi LPG sekitar Rp450 miliar dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp220 miliar.

“Jika beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar penyediaan energinya masih impor,” kata Agung.

Nikmati Manfaat Kompor Induksi
Imran pemilik kafe Kalukulolo, di Toli- Toli Sulawesi Tengah mengaku, tempat usahanya telah meninggalkan kompor berbahan bakar LPG dan beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan operasionalnya.

“Bentuk kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata juga lebih bersih dibanding kompor gas,” kata Imran.

Dia mengaku lebih menghemat pengeluaran dalam biaya operasional energi ketika menggunakan kompor induksi. Selain itu waktu memasak juga menjadi lebih cepat karena panas yang dihasilkan pun optimal.

Menurut Imran, setelah menggunakan kompor induksi tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan bahan bakar ketika sedang memasak. Sebab PLN selalu menyediakan energi listrik yang andal secara optimal.

Dia melanjutkan, menggunakan kompor induksi pun jauh lebih aman sebab tidak ada risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman dalam menjalankan kegiatan usaha.

“Kompor induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas,” kata dia.(*)

(Ilustrasi PLN. Foto: dokumentasi PLN)