Masyarakat Siap Divaksin

:


Oleh Fajar Wahyu Hermawan, Rabu, 4 November 2020 | 20:32 WIB - Redaktur: DT Waluyo - 525


Jakarta, InfoPublik - Mayoritas masyarakat Indonesia menyatakan siap menerima vaksin Covid-19. Kesiapan itu terungkap dari hasil survei terbaru yang dilakukan Kementerian Kesehatan bersama UNICEF dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) September lalu. Hasil survei menyebut sebanyak 64,81 persen responden bersedia untuk divaksinasi.

Sementara sebanyak 30 persen masyarakat Indonesia masih ragu dan 7,6 persen menolak mengikuti vaksinasi Covid-19.

"Yang bimbang 27,6 persen," kata Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro dalam webinar, Sabtu (31/10/2020).

Salah satu alasan repondesn tak mau divaksin karena mereka ragu atas efektivitas vaksinnya. "Mereka perlu diberi penjelasan soal vaksinasi supaya mereka menerima dengan kepercayaan penuh," ujar Sri.

Vaksinasi, menurut Sri, bertujuan untuk menurunkan kematian dan kesakitan akibat Covid-19. Selain itu, vaksin juga bertujuan untuk mempercepat mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Kekebalan kelompok ini diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta menjaga produktivitas penduduk.

Menurut Sri, dalam survei itu juga terungkap sebanyak 73,72 persen responden mengaku tahu pemerintah berencana memberikan vaksin Covid-19 dan 26 persen responden tidak tahu.

Vaksinasi Covid-19 awalnya bakal diselenggarakan November mendatang. Namun rencana ini sepertinya harus diundur. Jadwal pengunduran vaksinasi Covid-19 ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Kata dia, vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada pekan ketiga Desember.

Pemerintah telah memesan empat calon vaksin. Ada SinoVac, G42/Sinopharm, CanSino, dan AstraGeneca. Tiga vaksin pertama merupakan produksi Cina, sedangkan vaksin AstraGeneca produksi Inggris.

Jika BPOM, MUI, dan Kementerian Agama mengibarkan bendara aman dan halal untuk vaksin produksi China itu, maka vaksinasi segera dilakukan. Ada 9,1 juta orang yang diprioritaskan mendapatkan vaksin itu.

Dalam pemberian vaksin, pemerintah memang membuat skala prioritas. "Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan," kata Menteri Kesehatan, Terawan.

Prioritas golongan yang bakal divaksin itu tertuang  dalam Peraturan Presiden 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19. Ada enam golongan yang akan diprioritaskan mendapat vaksin.

1. Garda terdepan: Petugas medis, paramedis contact tracing, TNI/Polri, dan aparat hukum sebanyak 3.497.737 orang.
2. Tokoh agama/masyarakat, perangkat daerah (kecamatan, desa, RT/RW), dan sebagian pelaku ekonomi sebanyak 5.624.0106 orang. 3. Guru/tenaga pendidik dari PAUD/TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi 4.361.197 orang.
4. Aparatur pemerintah (pusat, daerah, dan legislatif) sebanyak 2.305.689 orang.
5. Peserta BPJS PBI (Penerima Bantuan Iuran) sejumlah 86.622.867 orang.
6. Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya huingga 57.548.500 orang.

Indonesia menargetkan 160 warganya akan divaksinasi. Untuk vaksin Sinovac, pemerintah menargetkan akan memberikan kepada 102.451.500 orang pada kelompok prioritas yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan vaksin Sinopharm akan diberikan pada 27 juta sasaran prioritas yang ada di luar pulau Jawa.

Sementara sisa 30.548.500 orang belum kebagian akan diberikan vaksin yang lain yakni Genexine–GX19, namun masih dibutuhkan identifikasi lebih lanjut. (Tim medis menyuntikkan vaksin kepada sejumlah warga dalam simulasi uji coba vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Abiansemal I, Badung, Bali, Selasa (6/10/2020). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc).